Dewi Penyembuhan dalam Mitologi dan Sejarah Kuno Dokter Wanita

By Cicilia Nony Ayuningsih Bratajaya, Minggu, 21 Mei 2023 | 08:00 WIB
Penemuan arkeologi berupa relief era neo Sumeria yang diduga Nintinugga dewi penyembuh yang dikenal tabib surgawi ()

Martini Fisher seorang ahli mitologi menuliskan dewi-dewi penyembuhan yang kuat dalam mitologi kuno. Menurutnya, wanita diasosiasikan dengan kelahiran, kematian, dan keabadian dalam mitologi kuno.

Di Yunani kuno misalnya Athena putri Zeus yang dikenal dewi kebijaksanaan dan perang disebutkan mampu menyembuhkan kebutaan. Sementara itu, dalam mitologi Hera yang dikenal dewi pelindung pernikahan dikenal juga sebagai dewi yang melindungi wanita dari bahaya saat melahirkan.

Dalam mitologi Yunani kuno, dewi penyembuhan lainnya termasuk, Eileithyia adalah dewi persalinan, Epione adalah dewi penenang rasa sakit, dan Panacea dewi penyembuh universal. Panacea adalah putri dari Asclepius dan Epione.

Asclepius adalah dewa yang dapat menyembuhan luka dari senjata tajam yang terbuat dari batu maupun perunggu, dalam menyembuhkan rasa sakit dan penderitaan ia menggunakan balsam, mantra, dan nyanyian.

Panacea memiliki empat saudara perempuan yang juga dikenal sebagai dewi penyembuh. Aceso adalah dewi  penyembuhan luka. Sementara Aegle dikenal sebagai dewi kesehatan yang baik dan bersinar. Iaso adalah dewi pemulihan dari penyakit. Hygeia, saudara perempuan Panacea adalah dewi kesehatan, kebersihan dan sanitasi.

Melansir worldhistory Hygeia dihormati di Athena dan dihubungkan dengan Athena sebagai Athena Hygeia, patungnya dipasang di Acropolis. Lebih dari 300 kuil penyembuhan di seluruh Yunani meletakkan patung Hygeia dan Panacea.

Hygieia adalah dewi dari mitologi Yunani, juga Romawi. Hygieia adalah dewi kesehatan, kebersihan, dan sanitasi. Kata ()

Dewi penyembuhan yang lebih tua adalah salah satu dewi Babilonia bernama Nintinugga. Nama lain yang disandang dewi ini adalah Nm-din-dug yang diartikan sebagai "wanita yang menghidupkan kembali".

Nintinugga dianggap sebagai tabib surgawi atau tabib hebat. Setelah banjir besar, dia membantu "menghirup kehidupan" kembali umat manusia. Ia juga memainkan peran yang sangat menonjol dalam mantra dan ritual untuk meringankan mereka yang menderita penyakit.

Nintinugga digambarkan sebagai seorang tabib, mengganti perban, membersihkan luka, dan menangani penyakit sistem muskuloskeletal. Sebuah naskah sejarah kuno dari Niniwe menyebutkan alang-alang dan kayu diantara benda-benda pemujaan berhubungan dengan Nintinugga

Dalam mitologi Mesir, Sekhmet memainkan peran ganda sebagai dewi prajurit dan dewi penyembuhan. Dia digambarkan berkepala singa betina. Pemujaannya sangat dominan di Mesir, dikatakan bahwa nafasnya menciptakan gurun pasir.

Dewi penyembuhan Mesir terkenal lainnya adalah Serqet atau Serket, dewi kesuburan dan pengobatan. Kehidupan keluarganya tidak diketahui tetapi ia dianggap sebagai putri dari Neith dan Khnum.

Selain menyengat orang jahat, Serqet juga bisa menyembuhkan sengatan kalajengking dan efek racun lainnya, seperti gigitan ular. Dalam sejarah seni Mesir kuno, dia digambarkan memiliki tubuh kalajengking tetapi berkepala wanita atau sebagai wanita dengan kalajengking di kepalanya.

Benarkah dalam sejarah kuno wanita sudah memiliki profesi sebagai dokter dan sejak kapan sejarah wanita dalam dunia pengobatan dimulai?

Aëtius Amidenus, seorang dokter dan penulis buku kedokteran dari Yunani Bizantium yang hidup pada pertengahan abad ke-5 menjelaskan dalam kumpulan karyanya.

Pada karya tulisnya yang disebut Enam Belas Buku tentang Kedokteran, menjelaskan teknik bedah yang dilakukan oleh Aspasia seorang ahli bedah wanita Yunano kuno abad ke-4. Aspasia berkonsentrasi pada kebidanan dan ginekologi.

Selama periode ini, wanita tidak memiliki akses pada pendidikan tinggi mereka terkekang dengan tugas dan peran rumah tangga. Orang Yunani memandang ilmu kedokteran yang datang dari hadiah para dewa, jadi wanita atau budak tidak diijinkan untuk dididik ilmu kedokteran.

Aspasia mampu menepis anggapan tersebut dan melewati tantangan ini. Pada masa inilah Aspasia menjadi dokter yang mengesankan, ia membuat banyak penemuan berharga tentang pengetahuan ilmu kedokteran.   

Pada abad ke-12, kota Pelabuhan Salerno di Italia terkenal secara luas sebagai pusat pengenalan obat Arab ke Eropa Barat. Seorang Wanita Italia bernama Trota. dikenal sebagai seorang dokter dan penulis buku kedokteran.

Trota menjadi terkenal karena mengajar dokter pria tentang tubuh dan persalinan wanita. Naskah teks Trotula yang ditulisnya beredar luas di seluruh Eropa pada abad pertengahan, dari Spanyol hingga Polandia, termasuk Sisilia hingga Irlandia.

Naskah yang dikenal The Trotula meliputi Conditions of Women, Treatments for Women, dan Women’s Cosmetics. Topik yang dibahas mulai dari persalinan hingga kosmetik yang digunakan wanita.

Trotula menuliskan dari berbagai sumber termasuk sumber dari Galen seorang dokter bedah Yunani Romawi. Trotula juga melengkapi bukunya dengan instruksi praktis.

Catatan Mesir menunjukkan bahwa wanita belajar di sekolah kedokteran kerajaan di Heliopolis sejak 1500 SM. Melalui catatan sejarah diketahui wanita selalu menjadi penyembuh.

Mereka adalah apoteker, membudidayakan ramuan penyembuh dan bertukar rahasia kegunaannya. Mereka juga perawat, konselor, bidan yang berkeliling dari rumah ke rumah dan desa ke desa.