Reruntuhan Rumah Sakit Bizantium
Di Kekaisaran Bizantium, sebuah dekrit dikeluarkan pada tahun 325 M di Dewan Nicea bahwa sebuah rumah sakit harus didirikan di setiap kota katedral di kekaisaran.
Menyusul penaklukan Muslim awal, orang-orang Arab penakluk mendapati diri mereka menguasai wilayah-wilayah besar dengan mayoritas non-Muslim.
Mereka juga mendapati diri mereka terekspos pada budaya yang jauh lebih canggih, khususnya di kota-kota besar Kekaisaran Bizantium dan Persia.
Dokter pertama di bawah pemerintahan Muslim kebanyakan adalah orang Yahudi, Kristen, dan Zoroastrian. Baru kemudian umat Islam menghasilkan praktisi medis mereka sendiri, yang bekerja bersama dan belajar dari rekan-rekan mereka dari budaya lain.
Fasilitas medis terkemuka pertama di Timur Tengah Muslim baru didirikan di Damaskus sekitar tahun 707.
Didirikan dengan bantuan dari dokter Yahudi dan Kristen, ini bukan rumah sakit melainkan leperosia—tempat untuk mengisolasi mereka yang menderita kusta.
Rumah sakit pertama yang layak dalam sejarah kedokteran Islam dibangun di Bagdad pada masa pemerintahan Harun al-Rashid dari 786–809.
Rumah sakit ini dikenal dengan kata Persia bimaristan. Sejarah kedoteran Islam mencatat bahwsa pada tahun 1000, setidaknya ada 30 rumah sakit di seluruh dunia Islam.
Perkembangan rumah sakit diharuskan oleh pertumbuhan kota-kota yang semakin besar. Untuk menjaga kesehatan rakyat, pemerintah membiayai pembangunan dan pemeliharaan rumah sakit.
Ibnu Sina
Lahir sekitar tahun 980 di Uzbekistan modern, Ibnu Sina—atau Avicenna, karena dia lebih dikenal di Barat—menulis sekitar 450 judul dalam hidupnya, yang lebih dari setengahnya bertahan.