Perbedaan utama antara gadis-gadis emas Hephaestus dan robot-robot dalam R.U.R. adalah bahwa yang pertama diciptakan oleh dewa, “sementara yang kedua diciptakan oleh manusia untuk membuktikan ‘absurditas Tuhan’”.
Bukanlah hal sulit untuk membayangkan bahwa penciptaan robot oleh manusia, seperti yang kita ketahui dari drama Čapek, tidak memiliki akhir yang bahagia. Robot-robot itu memberontak dengan tujuan memusnahkan manusia–sebuah konsep yang sering kita lihat dalam budaya populer.
R.U.R sering dianggap sebagai cerita pertama yang membangkitkan rasa takut terhadap robot. Namun, Capek bukanlah orang pertama yang memperingatkan kita tentang ancaman robot.
“Konsep manusia yang menantang para dewa dengan kemajuan mereka, dan bagaimana mereka dihukum karena hal ini, sudah menjadi bagian dari pemikiran Yunani kuno,” jelas Marialena.
Menurutnya, Mitos Pandora, Pygmalion, dan Talos adalah contoh yang tepat. Ketiga mitos ini mungkin dapat memberi kita gambaran sekilas tentang bagaimana orang Yunani kuno memandang potensi penggunaan robot dalam kehidupan sehari-hari.
Mitos Pandora Yunani Kuno
Dalam mitos Pandora, para dewa Gunung Olympus membalas dendam kepada manusia dan Prometheus. Hukuman itu ditawarkan dalam bentuk hadiah.
Mereka menawarkan seorang wanita buatan kepada Epimetheus, saudara Prometheus, untuk menjadi istrinya. Ia adalah seorang humanoid canggih yang dimaksudkan untuk membantu umat manusia menjadi makmur.
Namun, Pandora akhirnya melakukan kesalahan yang membawa kekacauan ke alam semesta: ia membuka kotak (atau guci, tepatnya!) berisi semua kejahatan.
“Mungkinkah orang Yunani kuno mencoba memperingatkan kita tentang bahaya menjadi pencipta AI?” sebut Marialena.