Apakah Mitologi Yunani Telah Memperingatkan Kita Tentang Robot?

By Tri Wahyu Prasetyo, Selasa, 23 Mei 2023 | 11:00 WIB
Melalui sebuah mitologi, Yunani Kuno sejak lama telah mengisahkan kepada kita tentang 'robot pelayan manusia'. (thecollector)

Memang ada banyak cara untuk menafsirkan mitos Pandora. Marialena menjelaskan, ia adalah sosok arketipe yang sering dianalisis dalam studi gender dan agama. 

Namun, kisah Pandora adalah salah satu dari sekian banyak mitos Yunani kuno yang mungkin “dapat mengungkapkan ketakutan kita akan kekuatan kita sendiri.”

Mitos Talos Yunani Kuno

(Museum Nasional Arkeologi Jatta)

Mungkin robot Yunani kuno yang paling terkenal–yaitu, mesin yang beroperasi sendiri–tidak lain adalah Talos. Robot Yunani kuno ini disebutkan dalam berbagai sumber, mulai dari Argonautica karya Apollonius dari Rhodes hingga Works and Days karya Hesiod.

Sama seperti Pandora, menurut Marialena Talos diciptakan oleh dewa Hephaestus untuk melindungi pulau Kreta dari penjajah.

“Robot ini akan berpatroli di pesisir pulau, melemparkan batu-batu besar ke kapal mana pun yang datang terlalu dekat,” jelasnya.

Ia juga dikatakan dapat berlari dengan kecepatan tinggi. Hal ini memungkinkannya mengelilingi pulau tersebut tiga kali sehari untuk memastikan keamanannya.

Menurut salah satu versi mitos, Talos dikalahkan oleh para Argonaut. Mereka berlayar ke Kreta dengan bantuan Medea, seorang penyihir dan istri dari pemimpin kapal, Jason. Medea meyakinkan Talos untuk mencabut paku yang menahan pergelangan kakinya, menyebabkan ia kehabisan darah dan mati.

Sang robot tidak memiliki darah manusia, melainkan zat lain yang dikenal sebagai ichor. Dalam versi mitos yang lain, Talos terbunuh oleh panah beracun yang ditembakkan oleh seorang pangeran Kreta bernama Phaleros.

Efek "uncanny valley"

“Orang cenderung takut pada apa pun yang terlihat seperti manusia, tetapi sebenarnya bukan manusia,” sebut Marialena.

Belum lama ini, robot canggih bernama Sophia, mendapatkan popularitas yang sangat luar biasa. Sophia adalah robot warga negara pertama di dunia dan duta inovasi robot pertama untuk Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Meskipun banyak orang yang terpesona dengan penampilan dan kecerdasan Sophia, namun sebagian besar orang tampaknya mengalami rasa tidak nyaman dengan keberadaannya.

Efek "uncanny valley", dikenalkan oleh Masahiro Mori, ahli robotik Jepang, pada 1970. Teori tersebut mengacu pada perasaan mengerikan yang diberikan oleh makhluk buatan yang sangat mirip dengan manusia, tetapi tidak cukup mirip dengan manusia.

Namun demikian, apakah semua budaya memandang robot dengan cara yang sama? Mungkinkah, misalnya, orang Barat mengalami tingkat kegelisahan yang sama dengan orang Asia Tenggara?

Boleh jadi berbeda, atau sebaliknya. Namun perlu diketahui, seperti apa yang telah dijelaskan Marialena, budaya barat telah banyak dipengaruhi oleh gagasan dan kepercayaan orang Yunani kuno.

Mitologi Yunani seperti Pandora membantu kita memahami mengapa Barat mungkin lebih ragu–jika tidak takut–dalam menghadapi kecerdasan buatan.

“Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa orang-orang Yunani kuno telah memperingatkan kita tentang robot dan mitos-mitos mereka adalah alasan mengapa kita [orang Barat] takut terhadap mereka,” pungkas Marialena.