Bahaya dari Asia, Kisah Kekaisaran Jepang Mengalahkan Kekaisaran Rusia

By Tri Wahyu Prasetyo, Senin, 22 Mei 2023 | 10:00 WIB
(The Collector)

Perkembangan ini tidak menyenangkan Kekaisaran Rusia, yang sebenarnya juga memiliki kepentingan di semenanjung Korea.

Ilyas menjelaskan, selama berabad-abad, para tsar mencoba memperluas wilayah kekuasaan mereka ke arah "perairan hangat" dan membuka rute laut perdagangan. 

Pada 1858, Kekaisaran Rusia mengakuisisi wilayah "Zolotoy Rog" dari Tiongkok di Pasifik dan mendirikan pelabuhan Vladivostok. “Namun, pesisir laut itu hanya dapat digunakan selama bulan-bulan musim panas dalam setahun.”

Setelah perang Jepang-Cina pada 1894-1895, Kekaisaran Jepang mengakuisisi Port Arthur (sekarang provinsi Lushunku di Tiongkok), yang diperebutkan oleh Kekaisaran Rusia.

Dengan dukungan Prancis dan Jerman dalam apa yang disebut sebagai Intervensi Tiga Negara, Nikolay II berhasil menguasai wilayah tersebut.

Selain itu, tentara Rusia menduduki Manchuria pada tahun 1900 selama Pemberontakan Boxer di Tiongkok. Hal ini menambah ketegangan pada hubungan yang sudah rapuh dengan Kekaisaran Jepang.

Pertempuran Port Arthur dan Invasi Kekaisaran Jepang ke Korea

Kapal-kapal Jepang yang memblokade Port Arthur, 1904. ( Britannica)

Setelah Pemberontakan Boxer, dan membuat Kekaisaran Jepang cemas, Rusia mengerahkan militer yang kuat di Manchuria. Upaya tersebut dilakukan guna memperjelas niat Kekaisaran Rusia di wilayah tersebut.

Pada tahun 1902, Kekaisaran Jepang menandatangani aliansi pertahanan dengan Britania Raya saat menegosiasikan demiliterisasi Manchuria dengan Rusia.

Selain itu, Prancis secara terbuka tidak menyetujui ambisi ekspansionis Rusia di Timur Jauh, dan mendesak kaisar untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.

“Meski mendapati dirinya terisolasi dalam upaya Asia, Nikolay II terus maju,” terang Ilyas. “Korea dan Manchuria merupakan tujuan strategis utama bagi Rusia, sehingga kehilangan Port Arthur bukanlah sebuah pilihan.”