Sejarah Era Victoria: Ketika Tuberkulosis Menjadi Standar Kecantikan

By Hanny Nur Fadhilah, Minggu, 28 Mei 2023 | 16:13 WIB
Penyakit tuberkulosis (TBC) menjadi standar kecantikan dalam sejarah era Victoria. (Deadmaidens)

Nationalgeographic.co.id—Bersamaan dengan penyakit seperti kolera dan cacar, tuberkulosis adalah salah satu pembunuh terbesar di dunia selama abad ke-19. Namun uniknya, dalam sejarah era Victoria bukan memandang tuberkulosis sebagai penyakit mematikan, melainkan estetika.

Bentuk estetika tuberkulosis bagi orang Victoria seperti penurunan berat badan hingga penampilan yang pucat. Bahkan efek dari penyakit tuberkulosis tersebut menjadi standar kecantikan mereka. Sejarah era Victoria ini nampak terdengar aneh namun nyata. Simak fakta selengkapnya.

Tuberkulosis: Musuh Paling Mematikan Umat Manusia

Cara yang paling jelas di mana tuberkulosis mempengaruhi masyarakat Victoria adalah jumlah nyawa yang hilang. Itu bahkan diyakini sebagai penyebab utama kematian oleh patogen mikroba apa pun dalam sejarah.

Pada pergantian abad ke-19, sekitar 50 juta orang di seluruh dunia terinfeksi secara terbuka. Apa yang orang Victoria tidak tahu untuk waktu yang lama adalah bahwa penyakit yang menyerang paru-paru dan merusak berbagai organ ini sangat menular.

Standar sanitasi dan kebersihan yang buruk pada waktu itu menciptakan tempat berkembang biak yang sempurna untuk perkembangbiakannya. Dua tempat yang paling parah terkena dampaknya adalah kota London dan New York. 

Di Victoria Inggris, merenggut sekitar satu dari lima nyawa dari seluruh populasi, dengan jumlah yang sama di Amerika Serikat. Sebagai salah satu penyebab utama kematian selama abad ke-19, tak heran tuberkulosis mempengaruhi begitu banyak bidang masyarakat.

Tuberkulosis Menjadi Standar Kecantikan Victoria

Ketika tuberkulosis mencapai puncaknya pada awal hingga pertengahan abad ke-19, penyakit ini sangat diglamorkan, meskipun menyebabkan sekitar 25% kematian di Eropa.

Beberapa gejala penyakit yang tampak secara fisik, seperti kurus dan kurus, selaras dengan gagasan daya tarik Victoria yang ada. Selanjutnya, TBC dengan cepat dikaitkan dengan kecantikan dalam sejarah era Victoria.

Penderita biasanya bertubuh kurus, rapuh, kulit pucat dengan pipi kemerahan, bibir merah, dan mata berbinar. Ciri-ciri ini adalah standar kecantikan ideal pada masa itu, yang membuat banyak orang ingin menirunya melalui penggunaan riasan.

Di kalangan masyarakat kelas atas Victoria, secara umum diyakini bahwa tingkat daya tarik seorang wanita dapat menentukan seberapa besar kemungkinan dia menderita. dari tuberkulosis.