Menyibak Simpang Siur Kelompok Bajak Laut Kesohor Kekaisaran Jepang

By Tri Wahyu Prasetyo, Kamis, 1 Juni 2023 | 11:00 WIB
Ilustrasi abad ke-18 yang menunjukkan pertempuran laut antara bajak laut wako Jepang dan kapal angkatan laut Tiongkok. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Tak berhenti di situ, disebutkan wako juga menyebabkan ketegangan yang signifikan dalam hubungan diplomatik antara Kekaisaran Jepang, Tiongkok, dan Korea.

“Memang, bajak laut sangat merusak reputasi Jepang di mata negara-negara tetangga mereka di Asia Timur pada abad pertengahan,” tulis Mark, seorang peneliti dan editor WHE sejak 2016.

“Hanya setelah panglima perang Toyotomi Hideyoshi (1582-1598 M) berhasil menyatukan Jepang bagian tengah, pemerintah akhirnya cukup kuat untuk secara efektif menangani momok bajak laut dan mengakhiri pemerintahan teror mereka,” imbuhnya.

Potret Toyotomi Hideyoshi, sekitar tahun 1598. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Hilangnya Bajak Laut Wako

Tampaknya tidak ada akhir yang jelas dari bajak laut wako dan aktivitas mereka; sebaliknya, mereka tampaknya telah menghilang secara perlahan. Pada akhir abad ke-16, serangan sudah jarang terjadi. Akhirnya, catatan tentang bajak laut pun hilang sama sekali.

Ada banyak faktor yang menyebabkan kemunduran bajak laut wako. Menurut Molly, salah satu faktor penyebabnya adalah meningkatnya benteng pertahanan di daerah-daerah yang rentan di Kekaisaran Tiongkok

“Ada juga peningkatan dalam strategi angkatan laut, yang berarti para kapten lebih diperlengkapi untuk melawan bajak laut dan menangkap para pemimpin mereka,” terang Molly.

Juga, seperti apa yang telah disebutkan Mark sebelumnya, salah satu kemajuan yang paling berpengaruh dalam perang melawan bajak laut wako adalah penyatuan Jepang, 

Bersatunya Jepang berarti lebih banyak uang dan kontrol yang lebih besar bagi pemerintah Kekaisaran Jepang. Kedua perkembangan ini membuat bajak laut wako lebih mudah ditangani.

Kesimpulannya, meskipun sulit untuk menentukan dengan tepat siapa sebenarnya bajak laut wako itu, jelas bahwa mereka terlibat dalam kegiatan yang sekarang ini kita sebut sebagai pembajakan. 

“Meskipun mereka dikenal karena penjarahan dan kekerasan, ada juga bukti bahwa mereka terlibat dalam beberapa perdagangan damai, dan oleh karena itu sulit untuk menilai sifat aktivitas mereka secara keseluruhan.”  pungkas Molly.