Nationalgeographic.co.id—Kehidupan masyarakat Indonesia tidak bisa lepas dari bambu. Mulai dari lahir hingga meninggal, banyak orang Indonesia bersentuhan dengan bambu.
"Ini vegetasi yang paling familiar dengan masyarakat Indonesia, masyarakat Nusantara," ujar Rony Megawanto, Direktur Program Yayasan KEHATI--organisasi nirlaba yang bergerak di bidang lingkungan, dalam acara Media Luncheon di Rumah KEHATI, Rabu, 31 Mei 2023.
"Kalau dulu, dan mungkin sampai sekarang ya, masyarakat Indonesia itu, terutama yang masyarakat tradisional, itu dari lahir sampai meninggal itu bersentuhan dengan bambu," tutur Rony.
"Jadi, orang baru lahir dulu itu tali pusarnya dipotong pakai bambu. Nah anak kecil disunat itu juga pakai bambu," lanjutnya lagi.
Kemudian ketika si anak sudah bisa main, mainannya juga terbuat dari bambu. "Ya, layang-layang, enggrang, dan seterusnya," sebut Rony.
Kemudian untuk menangkap ikan, anak-anak maupun orang dewasa terutama di pedesaan juga suka pakai bambu. "Bahkan rumah-rumah kita itu dulu dari bambu, pagar-pagar dari bambu, dan seterusnya untuk anyaman, untuk alat masak, furtinur itu dari bambu."
"Bahkan ketika meninggal, itu untuk mengangkat jenazahnya itu pakai bambu juga," imbuh Rony.
Bahkan, pada zaman perjuangan Indonesia, bambu menjadi tanaman yang paling populer. "Makanya ada istilah bambu runcing," ucap Rony mantap.
Selain menjadi vegetasi yang paling familiar bagi masyarakat Indonesia, bambu juga merupakan tanaman yang paling cepat tumbuhnya.
"Karena bambu ini pada dasarnya rumput. Makanya disebut rumput raksasa," papar Rony.
Beberapa referensi menyebutkan kecepatan tumbuh tanaman bambu itu antara 70 sampai 100 sentimeter per hari. Jadi memang sangat cepat pertumbuhannya.