Patung tanah liat atau dogu dibuat awalnya hanya berupa gambar datar dengan berbagai ukuran dari 3 sampai 30 centimeter. Ketika masuk pada era Jomon Pertengahan, patung - patung ini semakin tersebar luas. Patung sudah mulai berbentuk tiga dimensi di akhir periode Jomon.
Tony Hoang menjelaskan, "Banyak dari patung-patung ini berbentuk wanita hamil dibuat untuk meningkatkan fertilitas. Ada juga berbentuk orang-orang biasa, namun kadang rusak karena dipercaya kesialan atau penyakit mengenai patung alih-alih orang hidup yang diwakilinya."
Peradaban lain bagi laki-laki yang memasuki masa pubertas adalah ritual mencabut gigi untuk alasan yang tidak diketahui. Di sebelah utara Jepang, sejumlah lingkaran batu ditemukan di sekitar desa yang berasal dari sejarah peradaban Jepang di Jomon.
"Masih tidak diketahui tujuannya namun diduga ini dilakukan agar mendapat hasil buruan dan pancingan yang berlimpah" ungkap Tony Hoang.
Transisi ke Yayoi
Selama Periode Jomon, Jepang terisolasi dari Asia yang lain, jadi budaya, masyarakat dan teknologinya bisa dikatakan asli dan boleh jadi lebih primitif karena tidak mendapatkan akses ke ide-ide dan teknologi dari kebudayaan lain.
Hingga di fase akhir periode ini ditemukan bukti peradaban seperti tembikar yang mirip di Korea dan Kyushu, pulau paling selatan Jepang.
Orang-orang Jomon akhirnya belajar menanam padi dan mengolah logam dari Korea, juga menjalin kontak dengan orang-orang yang berbaur dengan orang-orang lokal di wilayah lebih ke selatan. Mereka ini yang akan menjadi orang Jepang modern.