Mengukur Manfaat Mangrove untuk Ekonomi dan Mitigasi Perubahan Iklim

By Ricky Jenihansen, Minggu, 4 Juni 2023 | 11:00 WIB
Pohon bakau di sepanjang pantai Belize. Selain solusi atas perubahan iklim, juga diharapkan dapat menjadi mesin ekonomi. (Antonio Busiello / WWF)

Pemandangan dari atas hutan mangrove Pandang Tak Jemu di Kampung Serip, Nongsa Batam. Hutan mangrove ini terdiri berbagai spesies dengan usia ratusan tahun. (Yuli Seperi)

Memaksimalkan manfaatBekerja sama dengan ilmuwan lain, serta pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan Belize, para peneliti menghitung penyimpanan dan penyerapan karbon menggunakan data tutupan lahan dari Belize dan estimasi lapangan dari Meksiko.

Mereka menghitung manfaat tambahan pengurangan risiko banjir pesisir, pariwisata, dan perikanan dengan memodelkan layanan terkait – seperti tempat pembiakan lobster – yang disediakan oleh hutan mangrove saat ini dan di bawah skenario perlindungan dan restorasi di masa mendatang di berbagai lokasi.

Di antara temuan mereka, di beberapa daerah, restorasi bakau dalam jumlah yang relatif kecil dapat memberikan manfaat pariwisata dan perikanan yang besar.

Sebaliknya, total penyerapan karbon organik pada awalnya lebih rendah saat merestorasi kawasan mangrove, dibandingkan saat melindungi hutan yang ada karena stok karbon membutuhkan waktu untuk menumpuk di tanah dan biomassa.

Hal penting lainnya. Laju peningkatan manfaat selain penyimpanan karbon mulai menurun pada titik tertentu karena luas hutan mangrove terus meningkat.

Memprediksi hal tersebut dapat membantu pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan memutuskan cara yang paling efektif.

Tujuannya, selain untuk menyeimbangkan perlindungan ekosistem dengan pembangunan pesisir sebagai mitigasi perubahan iklim, tapi juga berdampak ekonomi.

Demikian pula, mengidentifikasi lokasi di mana strategi karbon biru akan memberikan manfaat tambahan terbesar dapat membantu meningkatkan dukungan lokal.

Berdasarkan temuan tersebut, para pembuat kebijakan Belize berjanji untuk melindungi tambahan 46 mil persegi hutan mangrove yang ada—menjadikan total nasional yang dilindungi menjadi 96 mil persegi—dan memulihkan hutan mangrove seluas 15 mil persegi pada tahun 2030.

Jika terwujud, upaya tersebut tidak hanya akan menyimpan dan menyerap jutaan ton karbon tetapi juga meningkatkan perikanan lobster sebanyak 66 persen.

Itu menghasilkan wisata mangrove bernilai beberapa juta dolar setiap tahunnya, dan mengurangi risiko bahaya pesisir setidaknya 30 persen lebih, menurut model peneliti.