Periode Yayoi, Sejarah Klan Kekaisaran Jepang dan Samurai Dimulai

By Cicilia Nony Ayuningsih Bratajaya, Minggu, 4 Juni 2023 | 10:00 WIB
Replika rumah periode Yayoi di Jepang sekitar 400 SM hingga 300 M. (Public Domain)

Hubungan dengan Tiongkok

Banyak informasi sejarah tentang peradaban Yayoi yang belakangan datang dari Tiongkok pada dinasti Han dan dinasti-dinasti berikutnya di Kekaisaran Tiongkok.

Jepang pertama kali disebutkan dalam catatan kekaisaran Tiongkok adalah di dalam Han Shu, sebuah buku sejarah kekaisaran Tiongkok yang selesai ditulis pada tahun 82 Masehi.

Pada catatan tersebut Jepang disebut sebagai Wa, yang berarti “Negeri Para Kurcaci”, yang memiliki seratus kerajaan dan secara teratur membawa upeti untuk kekaisaran Tiongkok melalui pangkalan Korea.

Catatan yang lebih detail ditemukan dalam Wei Zhi, sejarah Kerajaan Wei di Tiongkok, yang ditulis tahun 297 Masehi. Satu catatan tahun 240 Masehi, yang menulis kunjungan ke Jepang oleh beberapa orang Tiongkok .

Tulisan sejarah mendeskripsi ucapan mereka adalah “Kerajaan atau klan yang paling kuat adalah Yamato dengan ratunya bernama Himiko.” Ratu Himiko dideskripsikan sebagai seorang dukun, mempraktikkan sihir di waktu luangnya dan memperoleh kekuasaan melalui perang dan menaklukkan selama bertahun-tahun.

Pada tahun 283 Masehi, dikatakan Ratu Himiko mengirim seorang utusan yang membawa upeti untuk Kaisar Tiongkok dan kemudian status agungnya diakui seperti semua penguasa Jepang lainnya, tapi tidak seperti mereka, statusnya adalah Ratu seluruh kekaisaran Jepang.

Warisan

Periode Yayoi menandai transisi orang-orang Jepang yang sebelumnya pemburu dan bukan masyarakat petani menjadi masyarakat pengolah logam, berpolitik dan memiliki kekuatan militer.

Periode Yayoi meletakkan pondasi Jepang abad pertengahan dengan diperkenalkannya bertanam padi dan pengolahan logam. Terjadi peningkatan dalam pembuatan senjata dan baju zirah untuk keperluan militer.

Perkembangan klan-klan dan kerajaan-kerajaan beserta sistem kelas pada akhirnya mengarah pada sistem daimyo, samurai dan Takhta Serunai (istilah yang digunakan untuk merujuk singgasana kekaisaran Jepang) dengan garis kaisar yang masih belum putus hingga hari ini.