Nationalgeographic.co.id—Babilonia kuno adalah kota berpengaruh yang berfungsi sebagai pusat sejarah peradaban Mesopotamia selama hampir dua milenium, dari sekitar tahun 2000 SM hingga tahun 540 SM. Kota Babilonia terletak di dekat Sungai Efrat, sekitar 60 mil (100 kilometer) selatan Baghdad di tempat yang sekarang disebut Irak.
Babilonia memiliki dampak yang signifikan di sejarah peradaban Mesopotamia. Salah satu penguasa awalnya, Hammurabi, menciptakan sistem hukum yang keras, sementara di kemudian hari, bahasa Babilonia digunakan di seluruh Timur Tengah sebagai cara berkomunikasi lintas batas.
Code of Hammurabi atau yang dikenal dengan Kode Hammurabi, meskipun bukan yang tertua di Timur Tengah, adalah salah satu yang paling terkenal.
Kota ini juga terkenal dengan pembangunan Taman Gantung Babilonia (jika cerita kuno itu benar), keajaiban dunia kuno yang diyakini sebagian orang dibangun oleh raja alkitabiah Nebukadnezar II.
Para ilmuwan kuno yang tinggal di Babilonia membuat penemuan penting dalam bidang matematika, fisika, dan astronomi.
Di antara banyak pencapaian mereka, mereka mengembangkan trigonometri, menggunakan model matematika untuk melacak Yupiter, dan mengembangkan metode pelacakan waktu yang masih digunakan sampai sekarang.
Catatan Babilonia kuno dari sejarah peradaban Mesopotamia masih digunakan oleh para astronom modern untuk mempelajari bagaimana rotasi Bumi berubah.
Kota kuno dan pencapaian masyarakatnya telah memengaruhi orang selama ribuan tahun, dan dampaknya masih dapat dirasakan hingga saat ini.
"Babilonia, dalam semua manifestasinya, sekaligus jauh dari kita dan di sekitar kita. Tidak seperti kota lain, sejarahnya terikat dengan legenda ..." tulis peneliti Irving Finkel dan Michael Seymour dalam buku "Babylon: City of Wonders" (Oxford University Press, 2008).
Babilonia mula-mula
Secara arkeologis, sedikit yang diketahui tentang sejarah awal Babilonia. Catatan kuno menunjukkan bahwa lebih dari 4.000 tahun yang lalu, pada saat kota Ur (di tempat yang sekarang Irak selatan) menjadi pusat kerajaan.
Babilonia adalah pusat administrasi provinsi dan merupakan bagian dari kerajaan Ur, tulis sejarawan Gwendolyn Leick dalam bukunya "The Babylonians: An Introduction" (Routledge, 2002).