Periode Kofun, Sejarah Lubang Kunci Kuburan Kuno Kekaisaran Jepang

By Cicilia Nony Ayuningsih Bratajaya, Senin, 5 Juni 2023 | 22:00 WIB
Kamiichizumisanzai Kofun, kaum elit kekaisaran Jepang dimakamkan pada kuburan seluas ratusan meter. (Taro Hama @ e-kamakura)

Bahan tembikar menggunakan tanah liat yang dibentuk menggunakan meja putar dan dibakar di tungku pada suhu sekitar 1000 sampai 1200 derajat Celcius, suhu yang sama untuk membakar tembikar di zaman modern.

Sejarah Periode Kofun (250 – 538 M) ditandai munculnya Haniwa tembikar silinder terakota, digunakan sebagai batas kuburan kuno. (gyro)

Teknologi

Teknologi pertanian periode Kofun menggunakan sistem irigasi yang lebih kompleks. Sawah-sawah mulai dibuat di tempat yang lebih tinggi, sehingga dapat mengaliri air.

Sejarah peradaban logam beralih dari perunggu digantikan oleh besi yang digunakan untuk perkakas dan senjata. "Sebab saat itu timah yang digunakan sebagai bahan pembuatan benda yang terbuat dari perunggu sudah semakin langka. Sementara besi bayak ditemukan dan diolah menjadi baja yang jauh lebih kuat" ungkap Hoang.

Shinto

Sebenarnya akar agama Shinto sudah dimulai sejak periode Yayoi saat pemujaan dewa-dewa pertama kali dipraktikkan. Kata Shinto diterjemahkan sebagai “jalan para dewa”.

Ajaran Shinto berfokus pada pelaksanaan ritual yang rajin dilakukan untuk memelihara gaya hidup yang layak dan menjaga hubungan dengan para dewa yang disebut Kami. Kami adalah dewa atau roh yang mewujudkan kekuatan alam seperti lautan, matahari, angin, badai, bulan.

Kami sebagian besar diasosiasikan dengan alam, bahkan terkadang benda, beberapa adalah orang, hidup atau mati, jika mereka memiliki status yang layak seperti kaisar, pejuang, atau orang-orang hebat.

Awalnya tidak ada bangunan khusus pemujaan seperti kuil yang dibutuhkan untuk memuja Kami. Doa dan pemujaan bisa dilakukan oleh siapapun di udara bebas atau di tempat-tempat keramat seperti di hutan. Baru setelahnya Kami disembah di bangunan pemujaan atau kuil-kuil oleh pemimpin klan atau pendeta.

Bangunan pemujaan Shinto ini ditandai dengan sebuah gerbang torii. Kami  dipercaya hidup mendiami patung atau sosok yang mewakili mereka.

Kebangkitan Yamato