Karena didesak, Momotaro berjalan untuk melawan iblis di Pulau Onigashima. Selama perjalannya, ia bertemu dengan tiga binatang yakni seekor anjing, monyet, dan burung pegar. Ketiganya adalah makhluk yang bisa berbicara dengan bahasa manusia. Mereka pun akhirnya berkawan untuk melawan iblis.
Singkat cerita, iblis akhirnya dikalahkan oleh Momotaro dan kawan-kawannya. Pemimpin iblis itu ditangkap dan di bawa ke desanya, bersama harta dan makanan yang jumlahnya sangat banyak. Rampasan ini membuat mereka tetap hidup bersama dengan bahagia dan sejahtera selamanya.
Mitologi Jepang tentang Momotaro sering dikaitkan dengan Okayama, sebuah kota di bagian barat Jepang yang berbatasan langsung dengan prefektur Hiroshima. Diyakini, kemungkinan dari kota inilah legenda Momotaro berasal.
Sementara Pulau Onigashima diyakini adalah Pulau Megijima yang berada di selat antara Pulau Honshu dan Shukoku. Pulau itu memiliki banyak gua yang luas. Bahkan, saking percayanya, masyarakat membuat patung iblis di sana sebagai acuan cerita mitologi Jepang itu.
Cerita tentang Momotaro tidak hanya dipakai dalam budaya populer saja. Selama Perang Dunia II, Momotaro sempat dikemas dalam film dan kartun yang ditujukan untuk propaganda melawan dominasi kulit putih.
Film itu berjudul Momotaro: the Sacred Sailor yang tayang perdana pada April 1945. Dalam ceritanya, Momotaro pergi ke Indonesia setelah berpamitan dengan keluarga dan penduduk desa untuk operasi militer. Di sana, ia bersama hewan bersama berjuang melawan iblis sampai ke Onigashima.
Manusia dan hewan dalam film tersebut merepresentasikan orang-orang Jepang yang mengalahkan iblis (Amerika Serikat) di Onigashima yang merupaka Pearl Harbor.