Sejarah Perang Salib Ke-4: Konflik Berdarah Kaisar Bizantium dan Paus

By Ricky Jenihansen, Selasa, 13 Juni 2023 | 10:00 WIB
Sejarah Perang Salib Keempat diyakini merupakan puncak persaingan historis Paus dan Kaisar Bizantium. (Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Dari semua sejarah Perang Salib, kampanye militer pada tahun 1202 hingga 1204 yang dikenal dengan Perang Salib Keempat adalah yang paling terkenal dan juga kontroversial.

Sejarah Perang Salib Keempat diyakini merupakan puncak persaingan historis antara kaisar Bizantium dan paus yang berujung pada konflik berdarah.

Sejarah Perang Salib Keempat dimulai dengan keingingan Paus Innosensius III (memerintah 1198-1216 M) untuk merebut kembali Yerusalem dari peradaban Islam di Timur Dekat.

Akan tetapi, alih-alih memerangi peradaban Islam di Timur Dekat, Tentara Salib justru menjarah Kekaisaran Bizantium dan kota Kristen terbesar di dunia.

Menurut World History, terdapat kombinasi yang aneh antara kekacauan, kendala keuangan, dan ambisi perdagangan Venesia. Target akhirnya adalah Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Bizantium dan semua harta yang ada di dalamnya.

Tentara Salib menjatuhkan Konstantinopel pada 12 April 1204 M. Tentara Salib menjarah kekayaan, peninggalan, dan karya seni yang ada di Konstantinopel, termasuk di gereja-gereja Bizantium.

Hasil jarahan kemudian dibagi dua, antara Venesia dan sekutunya. Perang Salib Keempat dengan demikian mendapatkan reputasinya yang terkenal sebagai perang salib yang paling sinis dan berorientasi harta.

Kecurigaan Timur-Barat

Menurut catatan sejarah Perang Salib, sumber perpecahan yang paling utama adalah kecurigaan antara timur dan barat. Hal itu berawal dari persaingan historis antara paus dan kaisar.

Masalah tersebut juga diperkuat dengan meningkatnya ambisi negara-negara barat untuk merebut sisa-sisa kerajaan Romawi Italia dari Byzantium.

Hal itu dipicu oleh kegagalan perang salib dalam mengamankan Tanah Suci secara permanen untuk Umat Kristen.

Bizantium dianggap tidak memiliki keinginan untuk melawan musuh bersama, yaitu Peradaban Islam di Timur Dekat.