Nationalgeographic.co.id—Sejarah Perang Dunia II memang konyol. Banyak negara berambisi kekuasaan dan dominasi atas dunia dengan menguras banyak sumber daya alam dan manusia.
Hal itu menyebabkan devisa setiap negara yang terlibat terkuras, dan banyak keluarga yang kehilangan anggotanya untuk berperang.
Setelah sebelumnya membahas "Operasi Terkonyol & Mubazir dalam Sejarah Perang Dunia Kedua di Eropa", kini kita berpindah ke kancah Pasifik.
Kekuatan Kekaisaran Jepang hadir sebagai penantang baru yang menguras sumber daya pihak musuh dan dirinya sendiri lewat berbagai pertempuran.
Berikut adalah pertempuran konyol yang ada dalam sejarah Perang Dunia II di kancah Pasifik.
Menggempur pulau kosong Kiska
Sekutu yang terdiri dari Amerika Serikat dan Kanada disibukkan dengan Kekaisaran Jepang dalam sejarah Perang Dunia II kancah Pasifik.
Pada saat itu, Kekaisaran Jepang telah merebut Kepulauan sejak Juni 1942, dan bermarkas di Pulau Kiska.
Maka, AS dan Kanada harus merebutnya kembali. Perebutan ini disebut sebagai Operasi Cottage dengan mengebom Pulau Kiska sejak Juli 1943.
AS sendiri menjatuhkan 330 ton peluru ke pulau itu dan berlanjut sampai Agustus jika cuaca tetap bagus untuk membidik.
Bersama Kanada, AS kemudian menginvasi kota pada Agustus dengan operasi amfibi. Ada lebih dari 34 ribu tentara yang menyerang dengan 5.000 di antaranya adalah prajurit Kanada.
Awalnya, infanteri AS mendarat 15 Agustus, dua hari berikutnya baru infranteri Kanada dengan menyelinap.
Situasi di pulau itu berkabut dan bising suara tembakan artileri dari laut. Mereka termakan isu bahwa tentara Jepang yang sulit terlihat, telah melakukan penembakan. Dari sanalah, Kanada dan AS maju untuk menyerang.
Pulau Kiska adalah pulau tidak berpenghuni, dan telah dikosongkan oleh serdadu Kekaisaran Jepang sejak 28 Juli—tiga pekan sebelum invasi Sekutu.
Alasan mereka menarik diri dari Kiska adalah berkaca pada pertempuran di Pulau Attu. Mereka kalah dalam pertempuran sebelumnya, tetapi jumlah korbannya jauh lebih sedikit dibandingkan Sekutu.
Bagi Sekutu, usaha merebut Attu di bulan Juni berhasil, tetapi konyol. Korban nyawa mereka banyak, tetapi justru berhasrat untuk mengusir Kekaisaran Jepang di Pulau Kiska.
Mereka berpikir bahwa serdadu Kekaisaran Jepang bermarkas di Pulau Kiska dan akan mempertahankan pulau itu mati-matian.
Sebab, dalam prinsip militer yang diwariskan sejak era para samurai, tentara Jepang adalah kalangan yang pantang menyerah.
Pada nyatanya, Kekaisaran Jepang lebih memilih mundur dari Kiska agar tidak memakan korban lebih banyak.
Walhasil, Sekutu di Pulau Kiska bertempur di pulau kosong. Pulau ini tidak ada punya sumber daya apa-apa, tetapi usaha merebutnya sangat mubazir sumber daya, bahkan nyawa.
Rupanya, AS dan Kanada saling baku tembak di pulau itu, mengira satu sama lain adalah orang Jepang.
Mereka menyadari saat pertempuran berakhir, tidak ada mayat orang Jepang sama sekali. Setidaknya pertempuran ini memakan 92 nyawa dan 221 tentara luka-luka.
Kebodohan Jepang saat hendak menyerang Midway
Midway adalah kepulauan kecil terluar Amerika Serikat di Pasifik. Lokasinya berada di tengah-tengah Samudra Pasifik, lebih ke barat 2.100 kilometer dari Hawaii.
Kepulauan kecil itu hanya berisi karang, pulau atol, sehingga kadang disebut sebagai Midway Atoll.
Dengan kata lain, Midway adalah tempat terpencil dan tidak berharga karena tidak ada apa-apa selain karang dan burung albatros.
Lucunya, dalam sejarah Perang Dunia II, Angkatan Laut AS dan Kekaisaran Jepang bertempur di sini.
Mereka membuang-buang amunisi untuk sebongkah pulau tanpa sumber daya alam apapun yang menguntungkan.
Akan tetapi, bisa dipahami bahwa lokasi atol ini penting. Bagi AS, menjaga Kepulauan Midway berarti mencegah Hawaii direbut oleh Angkatan Laut Jepang.
Begitu juga Jepang yang ingin sekali merebut Hawaii setelah sebelumnya menggempurnya pada tahun 1941.
Kisah kekonyolan dalam sejarah Perang Dunia II terjadi pada AL Kekaisaran Jepang memusatkan aset terpentingnya, lima kapal induk, demi merebut pulau karang itu.
Hal itu disebabkan karena kekonyolan yang lebih parah lagi dari pihak Kekaisaran Jepang sendiri dalam berkomunikasi. Komandan Jepang membuat komunikasi berupa sandi yang dikira tidak bisa dipecahkan musuh.
Bukanlah AS jika tidak pandai memecahkan sandi, apalagi dengan sistem komputasi matematika yang andal.
Akhirnya sandi itu bisa dipecahkan oleh kriptolog AL AS, sehingga komunikasi militer Kekaisaran Jepang bisa didengarkan.
Kepercayaan diri Kekaisaran Jepang dimanfaatkan AS untuk memikat angkatan laut ke Midway. Pangkalan militer AS di Midway mengirimkan pesan yang sengaja dibocorkan palsu bahwa di sana kekurangan air bersih.
AL Jepang pun terpancing untuk bisa ke sana dan menyerangnya.
Pada 4—5 Juni 1942, ratusan pesawat Kekaisaran Jepang lepas landas dari empat kapal induk untuk menyerang Midway Atoll.
Pihak mereka tidak menyadari, sebenarnya tiga kapal induk AS ada di sekitar mereka. Pesawat mereka pun dibuntuti AS sampai akhirnya kembali ke kapal induknya.
Pesawat tempur Amerika pun menghancurkan tiga kapal induk Kekaisaran Jepang dengan menjatuhkan bom di bagian geladak.
Ketiga kapal induk itu pun akhirnya terbakar dan ditinggalkan bersama pesawat. Kapal induk yang lain berhasil lolos dari serangan yang mengejutkan ini, tetapi tenggelam keesokan harinya.
Dalam pertempuran ini, AS hanya kehilangan satu kapal induk, 144 pesawat, dan 362 orang. Sementara Kekaisaran Jepang, lebih banyak lagi: 3.057 orang, empat kapal induk, satu kapal penjelajah, ratusan pesawat, dan tentu saja, kesempatan mereka merebut Hawaii.