Prajurit Biksu Sohei: Pesaing Kekuatan Samurai Kekaisaran Jepang?

By Tri Wahyu Prasetyo, Kamis, 15 Juni 2023 | 17:00 WIB
Ilustrasi prajurit biksu Sohei Kekaisaran Jepang. ( Brunogm/Adobe Stock)

Selama kurang lebih empat abad pada periode Heian, Kekaisaran Jepang mengalami banyak pertempuran dan perseteruan politik, “yang terfokus pada empat kuil Buddha paling penting di Kyoto, Omi, dan Nara: Kofuku-ji, Mii-dera, Enryaku-ji, dan Todai-ji.”

Pertempuran Suci

Agama Buddha adalah gerakan keagamaan yang besar di Kekaisaran Jepang pada abad pertengahan. Agama ini memiliki banyak kuil dan ribuan biksu yang setia. Dan ketika para biksu itu mengangkat senjata, jelaslah bahwa ancaman besar bagi pemerintah dan kaisar muncul.

Ketegangan meningkat dan mencapai puncaknya pada tahun 949 Masehi, ketika pasukan yang terdiri dari 56 biksu bersenjata memulai protes atas konflik dengan pejabat Kyoto.

“Sebagian besar pada abad kesepuluh, protes semacam itu sering terjadi, dan sering kali meletus menjadi perkelahian besar di mana banyak yang terbunuh atau terluka,” jelas Aleksa.

Semakin jelas bahwa para biksu sangat vokal dalam menyuarakan isu-isu, dan tidak ragu-ragu untuk memperjuangkan hak-hak mereka.

Pada tahun 970 Masehi, terjadi perseteruan antara Kuil Yasaka di Kyoto dan biara Enryaku-ji. Hal ini menyebabkan pembentukan pasukan biksu yang pertama kali dilakukan oleh Enryaku-ji.

Aleksa menjelaskan, para prajurit biksu baru tersebut memiliki kode etik khusus, dan menjalani pelatihan yang panjang dan ketat

“Karena setia pada keyakinan mereka dan terlatih dalam seni perang, para biksu Sohei menjadi pejuang tangguh yang ditakuti banyak orang di medan perang,” jelas Aleksa.

Konflik bersenjata yang cukup besar pertama kali terjadi pada tahun 981 Masehi, antara dua kuil utama dari dua sub-sekte aliran Buddha Tendai.

Perseteruan di antara mereka berpusat pada pengangkatan politik (kemungkinan besar karena pilih kasih politik), dan "etika yang tidak terhormat". Konflik terus berlanjut hingga abad ke-11 dan ke-12, serta pasukan biara terus bertambah, semakin menjadi kekuatan besar.

Pertempuran Azukizaka adalah puncak perseteruan antara Ieyasu dan para biksu prajurit Ikki Sohei. (Public Domain/Wikimedia Commons)