Prajurit Biksu Sohei: Pesaing Kekuatan Samurai Kekaisaran Jepang?

By Tri Wahyu Prasetyo, Kamis, 15 Juni 2023 | 17:00 WIB
Ilustrasi prajurit biksu Sohei Kekaisaran Jepang. ( Brunogm/Adobe Stock)

Runtuhnya Biksu Sohei Kekaisaran Jepang

Para Sohei dari kuil Enryaku-ji hampir selalu berada dalam kondisi konflik. Kuil mereka yang terletak di Gunung Hiei, menghadap ke Kyoto, menempatkan mereka di pusat semua perkembangan.

Panglima perang yang kuat, Oda Nobunaga, menganggap para biksu ini sangat merepotkan. Karena kewalahan, ia memutuskan untuk mengekang kekuatan biksu Sohei untuk selamanya.

Para biksu Enryaku-ji bertempur dalam serangkaian pertempuran langsung di jalanan Kyoto, melawan sekte saingannya, yaitu Buddha Nichiren. 

Mereka kemudian bersekutu dengan musuh utama Oda Nobunaga, klan Azai dan Asakura. Ini adalah langkah yang salah bagi mereka, karena mengundang kemarahan Nobunaga yang kuat.

Pada tanggal 29 September 1571, Oda Nobunaga memimpin pasukan besar-besaran yang terdiri dari 30.000 prajurit dan mengepung benteng biksu Sohei di Gunung Hiei.

“Ia mengalahkan para biksu, meratakan Enryaku-ji dengan tanah, dan dalam kemarahannya membantai ribuan biksu, prajurit, wanita, dan anak-anak,” jelas Aleksa.

Menurut Aleksa, pertempuran tersebut adalah pertumpahan darah yang tak akan terlupakan dalam sejarah Kekaisaran Jepang.

Setelah penyerangan yang dilakukan oleh Oda Nobunaga, para biksu Sohei di Enryaku-ji tak pernah lagi menunjukan taringnya kembali. Seiring berjalanya waktu, biksu Sohai di Kekaisaran Jepang mulai menghilang.