Memetik Sisasat Kesehatan Alami Orangutan untuk Obat dan Konservasi

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 21 Juni 2023 | 08:00 WIB
Tergiur oleh buah ara-akar, orangutan kalimantan memanjat pohon setinggi 30 meter. Makanan mereka menawarkan pengetahuan di bidang farmasi untuk kesehatan manusia, sehingga penting untuk konservasi orangutan dan hutan. (Yunaidi Joepoet)

Nationalgeographic.co.id—Manusia dan orangutan, secara genetik, punya DNA yang hampir sama, sebesar 97 persen. Ini menandakan bahwa kedua spesies bisa terkena dua penyakit yang sama.

"Hanya saja yang membuat saya bingung, daya tahan orangutan lebih kuat daripada manusia. Apa yang membedakannya?" ungkap Edy Sudiyono, Manajer Kemitraan Program Terestrial Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).

Ternyata, kuncinya adalah apa yang dimakan oleh orangutan. Ada lebih dari 1.500 jenis tumbuhan yang menjadi makanan orangutan. Irawan Wijaya Kusuma, profesor dan pengajar di Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, meneliti kimia hasil hutan. Ada 30 jenis di antaranya yang menjadi fokus.

Melalui dikusi "Potensi Nutrisi dan medisinal dari Jenis-jenis Tumbuhan pakan Orangutan di Bentang Alam Wehea-Kelay", Irawan mengungkapkan bahwa sebelas di antaranya punya multikhasiat dan aman. Diskusi itu diadakan hari Kamis (20/06) di Jakarta oleh YKAN.

Khasiat dari tumbuh-tumbuhan makanan orangutan ini tidak hanya sekadar menyehatkan seperti jamu, tetapi juga seperti obat yang bisa menyembuhkan. Dengan demikian, berbagai jenis tumbuhan itu membuka peluang sebagai farmasi hijau.

Kajian yang dilakukan oleh Irawan dan tim penelitinya mengungkapkan, sekitar 59 jenis tumbuhan pakan orangutan di Bentang Alam Wehea-Kelay, ternyata 50 persen di antaranya telah dimanfaatakan secara tradisional oleh manusia.

Wehea-Kelay adalah tempat permukiman suku Dayak Wehea di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Di dalamnya terdapat hutan adat yang dilindungi lebih dari 530.000 hektare, sebagai rumah bagi satwa yang terancam punah, termasuk orangutan kalimantan.

"Jenis tumbuhan tersebut digunakan sebagai anti-luka, anti-infeksi, dan peradangan, untuk suplemen, dan penggunaan lainnya," jelas Irawan.

Salah satu tumbuhan itu adalah Macaranga conifera atau yang lebih dikenal sebagai mahang. Selama ini, tumbuhan tersebut sering dianggap sebagai gulma, atau tumbuhan liar yang mengganggu dan tidak ada manfaatnya.

Irawan menyebutkan bahwa ekstrak tanaman ini telah diuji menghadapi berbagai bakteri dan jamur. Ternyata ekstraknya saja sangat berkhasiat menghadapi berbagai penyakit, melampaui obat-obatan sintetis.

Macaranga conifera sering dipandang sebagai gulma, tetapi orangutan doyan memakannya dan tetap sehat. Ternyata, ada berbagai khasiat di dalam tanaman ini yang jarang diketahui manusia. (Reuben C. J. Lim/Flickr)

Di luar itu, Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda (STIKSAM) Soepomo mengungkapkan bahwa Macaranga sp., sebagai tumbuhan makanan orangutan, berkhasiat di bidang kecantikan. Ekstraknya pernah diuji daya sebar, daya serap, pH, dan viskositas, untuk membuktikannya.