Kisah Tragis Peter sang Pertapa Pemimpin Perang Salib Rakyat

By Ricky Jenihansen, Kamis, 22 Juni 2023 | 08:00 WIB
Peter sang Pertapa memimpin Perang Salib Rakyat. (Picasa)

Tidak ada catatan tentang kapan atau bagaimana dia mulai berkhotbah, atau bahkan jika dia benar-benar seorang imam yang dikukuhkan (ditunjuk oleh gereja).

Juga tidak diketahui bagaimana dia mendapatkan nama "pertapa", karena pertapa religius adalah mereka yang tetap terpisah dari dunia, hidup sendiri, dan mengabdikan hidup mereka untuk agama. Namun, Peter tetap pergi ke dunia luar.

Pada awal 1090-an dia sudah memiliki ribuan pengikut di Prancis. Dia berkeliling pedesaan di daerah Île-de-France, dekat Paris, dan juga di Normandia, Champagne, dan Picardy.

Ia berbicara kepada banyak orang di pertemuan terbuka dan mengandalkan hadiah dari umat beriman untuk membantunya secara finansial. .

Peter adalah seorang pria kecil kurus yang berjalan tanpa alas kaki dan selalu mengenakan jubah usang. Dia mengendarai seekor keledai dan mengkhotbahkan manfaat sedekah, atau memberi kepada orang miskin, serta pertobatan, atau meminta pengampunan atas dosa.

Dia adalah salah satu dari banyak pengkhotbah akar rumput yang menjelajahi pedesaan Eropa pada saat itu, menarik banyak orang yang ingin mendengarnya berbicara.

Dia adalah pembicara yang sangat baik sehingga para pengikutnya yang setia menganggapnya hampir suci. Pengikutnya menganggap diri mereka beruntung jika mereka mampu mencabut bahkan sehelai rambut pun dari keledai kecil Peter yang malang sebagai kenang-kenangan, atau cendera mata.

Sejarawan Jerman Hans Eberhard Mayer, menulis di The Crusades, mencatat bahwa Peter "tidak terlihat sangat menarik, biasanya berlapis (tertutup) lumpur dan tanah, saat dia mengendarai keledainya di pedesaan."

"Namun dia adalah seorang pria yang menggetarkan kefasihan (kemampuan berbicara yang baik) yang memancarkan (melepaskan) kekuatan yang tidak biasa."