Mengapa tahun 1950-an?
Pendapat ilmiah tentang perubahan iklim tidak akan mulai bergeser sampai dua eksperimen penting sekitar 60 tahun setelah realisasi Arrhenius.
Yang pertama, dipimpin oleh ilmuwan Roger Revelle (1909-1991) pada tahun 1957 dan diterbitkan dalam jurnal Tellus.
Ia menemukan bahwa lautan tidak akan menyerap semua karbon dioksida yang dilepaskan dalam emisi bahan bakar industri manusia dan bahwa tingkat karbon dioksida di atmosfer dapat, oleh karena itu, naik secara signifikan.
Tiga tahun kemudian, Charles Keeling (1928-2005) menerbitkan studi terpisah di Tellus yang mendeteksi kenaikan tahunan kadar karbon dioksida di atmosfer bumi.
Dengan tingkat karbon dioksida yang diketahui memengaruhi iklim, para ilmuwan mulai meningkatkan kekhawatiran tentang dampak emisi terkait manusia terhadap dunia.
Dari sana, lebih banyak penelitian mulai menyoroti perubahan iklim sebagai ancaman potensial bagi spesies dan ekosistem di seluruh dunia.
"Para ilmuwan pertama kali pada tahun 1988 untuk bersikeras bahwa tindakan nyata harus diambil," kata Weart.
Ini terjadi di Konferensi Toronto tentang Perubahan Atmosfer. Saat itu para ilmuwan dan politisi dari seluruh dunia berkumpul.
Pertemuan itu untuk membahas apa yang dibingkai sebagai ancaman global terhadap atmosfer bumi, dengan seruan untuk mengurangi emisi dan efek lanjutan seperti hujan asam.