Nationalgeographic.co.id—Hampir setiap budaya memiliki penjelasan tradisional untuk menjelaskan kejadian alam. Seperti dalam budaya Jepang, gempa bumi telah dikaitkan dengan Namazu, ikan lele raksasa yang diyakini berasal dari bawah tanah.
Selain itu, ikan lele ini juga dikaitkan sebagai penegak ketidakadilan tatanan sosial yang disebabkan oleh tidak selarasnya pemerintah dengan prinsip moral yang mengatur semesta.
“Namazu menunjukkan kompleksitas pemahaman pra-ilmiah tentang gempa bumi, serta bagaimana kosmologi, politik, dan moralitas sering kali saling terkait dalam cara berpikir pra-modern,” tulis Caleb Strom, pada laman Ancient Origins.
Legenda Namazu
Namazu sebagian besar dikenal dari penggambaran artistik. Biasanya ia digambarkan dengan wujud ikan lele raksasa di lanskap Kekaisaran Jepang.
“Biasanya, ia juga digambarkan bersama dengan dewa-dewa Jepang yang secara tradisional dianggap bertanggung jawab untuk mencegahnya mendatangkan malapetaka pada penduduk dunia permukaan,” jelas Caleb.
Dalam legenda tradisional, yang tampaknya berkembang antara abad ke-15 dan ke-18, Namazu adalah ikan lele raksasa yang hidup jauh di bawah bumi.
Dewa utama Jepang yang bertanggung jawab untuk mengendalikan Namazu adalah dewa Kashima. Ia menahan Namazu dengan batu raksasa.
Hubungan antara Namazu dan Kashima ditunjukkan oleh setidaknya satu gulungan gambar dari tahun 1793, yang menunjukkan Namazu dalam sebuag arak-arakan.
Mengenai asal-usul legendanya, Caleb menjelaskan, hubungan antara ikan lele dan gempa bumi di Jepang adalah perkembangan yang relatif baru.
“Bukti terawal bahwa ikan lele disalahkan sebagai penyebab gempa bumi hanya dapat ditelusuri beberapa ratus tahun yang lalu,” jelas Caleb. “Penampilan pertama yang menonjol tentang ikan lele dalam seni Jepang hanya dapat ditelusuri hingga sekitar abad ke-15.”