UMKM Naik Level Lewat Business and Partnership Matching di Festival Lestari

By Sheila Respati, Selasa, 27 Juni 2023 | 17:01 WIB
Business and Partnership Matching Festival Lestari 5. (DOK. National Geographic Indonesia/Joshua Marunduh)

“Jumlahnya juga tidak tanggung-tanggung, 100 unit setiap pekan. Kami akan mengusahakan dapat memenuhinya dengan meningkatkan kapasitas produksi dan menambah tenaga kerja yang saat ini baru lima orang,” ujar Anas semringah.

Bukan Anas saja yang ketiban rezeki pada momentum itu.  Yeni, salah seorang pengurus Kelompok Perempuan Banggele asal Desa Bunga, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi merasakan hal yang sama. Produk kecap rempah yang diusahakan kelompoknya mendapat tawaran kemitraan dari enam calon mitra sekaligus dari berbagai daerah.

“Ini luar biasa, selama ini kecap rempah yang kami produksi dari 10 orang perempuan di kelompok kami tadinya hanya terbatas pada pasar sekitar,” aku Yeni.

Dengan adanya kemitraan ini, ia sudah berpikir untuk merekrut beberapa orang perempuan di desanya untuk meningkatkan produksinya.

Yeni mengatakan, peningkatan produk, baik di segi produksi maupun kualitas, tidaklah sulit karena ketersediaan bahan baku yang cukup banyak di desanya. Demikian pula dengan tenaga kerja perempuan. Banyak kaum perempuan yang dapat dengan mudah diajaknya bergabung.

“Calon mitra itu akan melihat langsung tempat produksi kami di Palolo dalam waktu dekat ini,” imbuh Yeni bersemangat.

Pelaku UMKM lainnya, Ruslin dari Desa Lemosiranindi di Kecamatan Marawola Barat, Kabupaten Sigi. Ia juga terkejut dengan tawaran kemitraan yang diterimanya. Bagaimana tidak, durian varietas lokal yang diusahakannya adalah milik adat atau kepemilikan bersama yang dikumpulkan dari hutan.

“Durian yang kami hasilkan itu tumbuh di hutan-hutan, siapa yang memungutnya, dialah yang memilikinya. Jadi bagaimana kami memenuhi permintaan itu?,” tanyanya.

Meski begitu, Ruslin tidak kehabisan akal. Ia akan menyiasatinya dengan mengumpulkan warga di desanya untuk serempak mengumpulkan durian-durian yang jatuh dari pohon. Ruslin juga memikirkan bagaimana membudidayakan buah durian di lereng-lereng perbukitan di desanya. Jika budidaya itu berhasil, menurutnya memenuhi permintaan tersebut tidak akan sulit.

Ada pula Gembira Pinem yang mengusahakan produk turunan kelor di Desa Sibedi, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi. Produknya yang sudah merambah ke Singapura dan Timur Tengah akan makin menyebar dengan kemitraan yang berhasil ia jalin dengan beberapa calon mitra pada pertemuan itu.

“Semoga saja rumah produksi yang sedang dalam pembangunan saat ini sudah bisa selesai dalam waktu dekat sehingga kami bisa lebih leluasa berproduksi,” harap Gembira.

Menjadi kesempatan meningkatkan level