UMKM Naik Level Lewat Business and Partnership Matching di Festival Lestari

By Sheila Respati, Selasa, 27 Juni 2023 | 17:01 WIB
Business and Partnership Matching Festival Lestari 5. (DOK. National Geographic Indonesia/Joshua Marunduh)

Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) yang menginisiasi pertemuan kemitraan pelaku UMKM berbasis alam dalam rangkaian Festival Lestari ke-5 di Sigi itu menilai, momentum pertemuan kemitraan yang baru pertama kali dilakukan di Indoensia ini tidak hanya menjadi peta jalan kepada pelaku UMKM untuk meng-upgrade kapasitasnya, tetapi juga sekaligus menjadi wahana untuk mempromosikan produk.

Ini juga diakui oleh beberapa calon mitra yang hadir pada pertemuan itu. Dzulkifli Putra Malawi, salah seorang calon mitra dari Kang Duren, misalnya, mengutarakan bahwa pertemuan ini tidak semata mempertemukan penyedia dan pemakai produk. Produsen, dalam hal ini pelaku UMKM, dapat berbagi informasi sesuai kebutuhan mitra.

“Semisal durian. Sebelum kita bicara bisnisnya, kita harus sepakat dulu dengan kualitas, grade, jumlah dan sebagainya. Kalau semua prasyarat itu bisa dipenuhi, urusan bisnis atau transaksinya sudah gampang,” jelas Dzulfikri.

Bagi pelaku UMKM yang belum atau tidak memenuhi spesifikasi yang diinginkan oleh pasar, lanjutnya, pertemuan itu menjadi sarana untuk melakukan perubahan atau perbaikan-perbaikan sesuai dengan standar pasar.

Hal senada juga dikemukakan Mila, perwakilan dari grup Kopi Tuku di Jakarta. Kehadirannya di Festival Lestari ke-5 itu memang untuk menjajaki kemungkinan bermitra dengan pelaku UMKM yang bergerak di bidang budidaya kopi.

Pertemuan kemitraan itu dinilainya sebagai langkah maju untuk mendorong peningkatan kapasitas pada pelaku UMKM, terutama yang bervisi terhadap lingkungan.

“Ada cukup banyak UMKM yang bergerak di bisnis kopi ini di Kabupaten Sigi dan dengan keistimewaannya masing-masing. Tapi harus diketahui bahwa selera pasar itu berbeda-beda. Apalagi kopi yang tidak hanya sebagai minuman, tetapi juga sebagai sebuah lifestyle,” sebut Mila.

Baca Juga: Surga bagi Pencinta Paralayang itu Bernama Desa Wayu

Maka itu, lanjut Mila, perbedaan selera pasar itu dijawab dengan adanya pertemuan kemitraan ini. Ia bahkan berharap pertemuan seperti ini tidak dilakukan kali ini saja, tetapi berkesinambungan sehingga semangat gotong royong dan restoratif yang didengungkan benar-benar dapat menyentuh hingga ke tingkat tapak.

Waktu sudah menunjukkan pukul 17.50 waktu setempat. Pertemuan kemitraan itu pun berakhir dengan tebaran senyum dari 30 pelaku UMKM yang terlibat. Wakil Bupati Kabupaten Sigi Samuel Yansen Pongi mengumumkan capaian kesepakatan yang diperoleh dalam pertemuan itu. Gemuruh tepuk tangan menggema memenuhi ruangan.

 “Hingga selesainya pertemuan kemitraan tadi, nilai kesepakatan kemitraan yang tercapai antara pelaku UMKM dengan calon mitra dan investor mencapai 2 juta dollar AS,” ujar Samuel.

Samuel membumbui, pada kesepakatan itu bahkan ada calon mitra yang langsung menyebut nilai kesepakatan yang dibuatnya.

Pertemuan kemitraan itu diikuti oleh 30 pelaku UMKM berbasis alam yang berasal dari sembilan anggota Kabupaten Lestari yang tergabung dalam LTKL. Para pelaku UMKM itu telah melalui proses kurasi yang ketat dari sekitar 3.000 pelaku UMKM yang melakukan registrasi.

(Kontributor Foto: Joshua Marunduh/Teks: Basri Marzuki)