Sejarah Sate yang Mendunia: Dari India, Tiongkok, atau Asli Indonesia?

By Utomo Priyambodo, Kamis, 29 Juni 2023 | 14:00 WIB
Sate adalah salah satu makanan paling populer saat Iduladha. Sejarah sate adalah sejarah pangan yang panjang karena makanan ini telah menyebar ke seluruh dunia. (Spencer Weart/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Sejarah sate adalah sejarah pangan yang cukup panjang karena pengaruh makanan ini telah menyebar ke seluruh dunia. Studi di jurnal Media Bina Ilmiah menyebut bahwa sate di Nusantara telah ada setidaknya sejak abad ke-19.

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan sate merupakan jenis makanan yang sudah ada sejak tahun 1843," tulis para peneliti dari Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram dalam makalah studi di jurnal tersebut.

Pertanyaannya, dari mana sate berasal? Apakah dari India, Tiongkok, atau hasil kreasi masyarakat Indonesia atau Nusantara sendiri?

Ada beberapa versi mengenai sejarah sate dan asal negara yang menghadirkannya ke Nusantara. Ada yang menyebut sate berasal dari Gujarat atau India, ada juga yang menyebut dari Tiongkok, bahkan ada juga teori itu panganan asli Indonesia.

Menurut buku Balinese Food: The Traditional Cuisine & Food Culture of Bali karya Vivienne Kruger (2014), sate diperkirakan berasal dari Bahasa Tamil, yaitu "sathai". Kata ini untuk menyebut potongan daging yang diasinkan lalu dipanggang dengan tusuk kayu dan dicelupkan ke dalam saus khusus sebelum dimakan.

Ada juga beberapa sumber yang menyebutkan sate berasal dari dialek Minann, salah satu suku di Tiongkok, yaitu "sa tae bak". Kata ini memiliki arti "tiga potong daging".

Teori yang lebih kuat, sate dibawa oleh pengaruh pedagang muslim India. Artikel di Primarasa misalnya menyebut, "Awalnya, masyarakat Indonesia memasak sate dengan cara direbus. Namun setelah kedatangan para pedagang muslim Tamil dan Gujarat ke Indonesia dan memperkenalkan kebab yang diolah dengan dibakar, sate mulai dimasak dengan cara dibakar."

Selain itu, diperkirakan bahwa cara memasak sate yang ditusuk-tusuk juga terinspirasi dari kebab. Walaupun cara memasak ini terinspirasi dari para pedagang Timur Tengah, sate tetap merupakan kuliner khas Indonesia karena diciptakan dan dikembangkan oleh masyarakat Indonesia asli.

Konon, pada awal abad ke-15, salah satu murid Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim yang bernama Satah sering mengolah daging kambing dengan memotongnya kecil-kecil lalu dibumbui dan dibakar. Nama Satah inilah yang kemudian menjadi sebutan sate yang dikenal saat ini. (Rr. Ukirsari Manggalani)

Teori lokal meyakini masyarakat Nusantara telah menciptakan sate sendiri sejak awal dan telah membuatnya dengan potongan daging kecil-kecil yang ditusuk dan lalu dibakar.

Konon, pada awal abad ke-15, salah satu murid Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim yang bernama Satah sering mengolah daging kambing. Supaya mudah dibumbui dan dibakar serta dimakan, Satah memotong daging itu menjadi kecil-kecil.

Satah lalu menusukkan potongan-potongan daging itu dengan batang bambu kemudian dibakar atau dipanggang. Orang-orang ternyata menyukai daging bakar bikinan Satah sehingga mereka menyebutnya “daging satah”.