Sejarah Sate yang Mendunia: Dari India, Tiongkok, atau Asli Indonesia?

By Utomo Priyambodo, Kamis, 29 Juni 2023 | 14:00 WIB
Sate adalah salah satu makanan paling populer saat Iduladha. Sejarah sate adalah sejarah pangan yang panjang karena makanan ini telah menyebar ke seluruh dunia. (Spencer Weart/Wikimedia Commons)

Lama-kelamaan, pelafalan satah berubah menjadi sate, dan itulah istilah untuk menamakan daging yang dipotong kecil-kecil, ditusuk batang bambu sebelum dibakar.

Jennifer Brennan dalam Encyclopedia of Chinese & Oriental Cookery (1988) rupanya mendukung teori ini meskipun belum terbukti sahih kebenarannya. Brennan mengakui, sate di Indonesia terinspirasi dari pengolahan daging untuk kebab. Namun, ia meyakini bahwa sate memang berasal dari Jawa dan itu berbeda dengan kebab.

Brennan juga menegaskan bahwa Thailand dan Malaysia tidak bisa mengklaim sate sebagai kuliner khas mereka meskipun di dua negara Asia Tenggara itu juga dikenal jenis makanan serupa.

“Meskipun Thailand dan Malaysia menganggap hidangan ini adalah milik mereka, tanah air sate yang sesungguhnya adalah Jawa, Indonesia. Di sini [Indonesia] sate dikembangkan dan diadaptasi dari kebab yang dibawa oleh pedagang muslim ke Jawa," tulis Brennan, seperti dikutip oleh Tirto.id.

Seiring menipisnya batas antara negara satu dengan negara lainnya, semakin banyak turis dan penjelajah yang menyebarkan kebuadayaan Indonesia, termasuk kuliner-kuliner khas Indonesia. Sate kemudian menjadi populer di berbagai negara seperti Malaysia, Thailand, Eropa, sampai Afrika.

Bahkan, masyarakat Malaysia dan Thailand sampai ingin menjadikan sate sebagai makanan khasnya, dan sempat memperebutkannya sebagai makanan tradisional khas negara mereka.

Di Eropa, sate dibawa dan disebarkan oleh orang Belanda yang sempat menjajah Indonesia. Di Afrika, sate dikenal dengan nama lain yaitu ‘sosatie’ dan disajikan dengan sayuran seperti paprika di antara tusukan daging, dan diperkirakan dibawa oleh para pendatang Hindia Belanda dan masyarakat Melayu.

Sate diolah dengan memotong daging menjadi bagian-bagian kecil, ditusuk ke batang bambu, kemudian dibakar dan dibumbui. Dipercaya bahwa tujuan memotong daging menjadi kecil-kecil adalah agar cepat matang dan bumbu dapat meresap dengan sempurna.