Nyatanya, pertempuran Mongol di Kekaisaran Jepang jauh lebih berdarah dari yang diperkirakan.
Kubilai Khan mengirim pasukan berbeda
Satu hal yang perlu diperhatikan di sini adalah pasukan yang dikirim Khan jauh berbeda dari pasukan Mongol biasa. Hanya sebagian kecil yang merupakan kavaleri Mongolia.
Menurut sumber, ada 23.000 orang dikerahkan untuk berperang di Kekasairan Jepang. 15.000 di antaranya terdiri dari bangsa Mongol, Jurchen, dan Tiongkok. Sisanya adalah tentara Korea.
Dengan banyaknya pejuang asing di barisan mereka, komunikasi menjadi lebih sulit dan disiplin lebih rendah. Mereka adalah tentara tawanan yang bertempur di bawah pemimpin penakluk. Maka moral di antara tentara asing juga rendah.
“Ini berbeda dengan pasukan samurai yang berdedikasi yang rela bertempur sampai mati,” ujar Adan.
Samurai dalam pertempuran melawan pasukan Mongol
Samurai selalu dikaitkan dengan pedang, tetapi mereka juga memasang pemanah dengan pedang. Cara mereka bertarung sering diromantisasi sebagai pertarungan tunggal yang terhormat. Tapi prajurit samurai bisa berbahaya atau berkhianat jika diperlukan.
Pertempuran yang mereka lakukan tidak pernah menyerupai duel. Samurai sama praktisnya dengan prajurit mana pun pada masanya. Ketika mereka bertarung, mereka tidak ceroboh seperti yang diasumsikan.
Mereka tidak terorganisir secara taktis seperti pasukan Mongol, tetapi ada tingkat koordinasi tertentu ketika kavaleri berkuda mereka bertempur.
Samurai berkuda didukung oleh infanteri, dan dipandu oleh isyarat bendera. Mereka mampu melakukan pertempuran kecil, serangan mendadak, dan penggerebekan.