Ubah Pilihan Makanan untuk Tingkatkan Peluang Atasi Pemanasan Global

By Utomo Priyambodo, Selasa, 4 Juli 2023 | 21:00 WIB
Peningkatan emisi terbesar dalam rantai pasokan makanan global dipicu oleh konsumsi daging sapi dan produk susu (Unsplash/Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa sepertiga dari total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan manusia saat ini berasal dari sistem pangan global.

Jadi, upaya kita untuk melindungi planet ini dari dampak perubahan iklim akan gagal kecuali kita juga mengurangi emisi gas rumah kaca dari sistem pangan global.

Peningkatan emisi terbesar dalam rantai pasokan makanan global dipicu oleh konsumsi daging sapi dan produk susu di negara-negara yang berkembang pesat, seperti Tiongkok dan India.

Adapun emisi per kapita di negara-negara maju dengan persentase makanan hewani yang tinggi, terlihat menurun.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memproyeksikan bahwa tambahan 70% dari permintaan pangan saat ini akan dibutuhkan untuk memberi makan populasi dunia yang diperkirakan berjumlah 9,1 miliar pada tahun 2050.

Sebuah tim peneliti internasional yang dipimpin oleh para ilmuwan dari University of Groningen dan University of Birmingham, telah menerbitkan temuan mereka ini di jurnal Nature Food pada 15 Juni 2023.

Laporan studi mereka mengatakan bahwa pertumbuhan populasi global dan meningkatnya permintaan makanan intensif emisi, kemungkinan akan meningkatkan emisi lebih lanjut.

"Pergeseran global dalam pola makan, termasuk mengurangi asupan daging merah yang berlebihan dan meningkatkan porsi protein nabati—tidak hanya akan mengurangi emisi tetapi juga menghindari risiko kesehatan seperti obesitas dan penyakit kardiovaskular," kata Profesor Klaus Hubacek dari University of Groningen yang menjadi salah peneliti dalam studi ini.

Penulis korespondensi lainnya, Yuli Shan dari University of Birmingham, berkomentar, "Sistem pertanian pangan mendorong penggunaan lahan global dan aktivitas pertanian—menyumbang sekitar sepertiga dari gas rumah kaca antropogenik global."

"Pertumbuhan populasi, perluasan produksi pangan, dan peningkatan pola makan hewani kemungkinan besar akan semakin meningkatkan emisi dan menekan anggaran karbon global," ujarnya lagi seperti dikutip dari keterangan tertulis University of Birmingham.

Penulis pertama studi ini, Yanxian Li, mahasiswa di University of Groningen, menambahkan pentingnya mitigasi emisi dari sistem pangan global.

"Mitigasi emisi pada setiap tahap rantai pasokan makanan dari produksi hingga konsumsi sangat penting jika kita ingin membatasi pemanasan global," tegasnya.