Sejarah Viking dan Penggunaan Narkoba sebagai Ritual Pertempuran

By Hanny Nur Fadhilah, Kamis, 13 Juli 2023 | 11:00 WIB
Dalam sejarah Viking, penggunaan narkoba dilakukan agar para prajurit kebal dan bisa menahan rasa sakit saat berperang. (Public domain)

Seperti banyak peradaban lain, mereka memiliki struktur yang sama dan termasuk sistem kasta.

Di puncak masyarakat mereka adalah para bangsawan atau penguasa lokal (Jarl), kemudian para thrall (atau budak), Huskarl (penjaga Jarl), dan terakhir Karls (atau orang bebas), yang mencakup nelayan, petani, pandai besi.

Bangsa Viking juga orang yang sangat religius tetapi percaya pada Paganisme. Keyakinan asli inilah yang membuat tentara mereka begitu tangguh dan tak kenal takut.

Mereka percaya pada Valhalla, kehidupan akhirat seperti surga yang disediakan khusus untuk prajurit yang gugur. Tempat khusus di Valhalla menunggu mereka jika mati dalam pertempuran.

Dua Tanaman sebagai Ritual Pertempuran Viking Berserker

Narkoba sudah ada sejak zaman kuno. Contoh penggunaannya termasuk para Viking berserker (pengamuk) atau prajurit legendaris yang keserupannya tak tertandingi dalam pertempuran.

Amanita muscaria, umumnya dikenal sebagai fly agaric, adalah “jamur ajaib” pertama yang dipikirkan banyak orang.

Dengan topi merah karismatik dan bintik-bintik putihnya, Amanita telah mendapatkan tempat dalam budaya pop sebagai lambang psikedelik.

Meskipun demikian, sebenarnya tidak digunakan sesering jamur psikotropika lainnya, karena tidak menghasilkan psilocybin.

A. muscaria berasal dari daerah beriklim sedang dan boreal di Belahan Bumi Utara. Efek psikoaktifnya disebabkan oleh dua senyawa.

Pertama, asam ibotenat (racun saraf yang bekerja pada reseptor glutamat otak untuk menghasilkan efek rangsang pada sistem saraf). Kedua, muscimol (bahan kimia psikoaktif yang dapat menghasilkan aktivitas sedatif-hipnotik, depresan dan halusinogen).

Jika digabungkan, kedua senyawa ini menyebabkan keadaan mabuk di mana konsumen jamur sering mengalami halusinasi, kedutan, air liur dan hipertermia, serta efek neurologis lainnya.