Nationalgeographic.co.id - Katana lahir melalui sejarah Kekaisaran Jepang yang panjang. Ia merupakan bentuk evolusi dari pedang pendahulunya, uchigatana. Karena terjadinya perubahan bentuk peperangan, uchigatana terus berkembang hingga melahirkan katana.
Istilah uchigatana mengacu pada jenis pedang yang dikenakan dengan ujungnya menghadap ke atas. Berbeda dengan pedang pendahulunya, tachi, yang dikenakan dengan cara disampirkan pada sabuk dengan ujung pedang menghadap ke bawah.
Karena dikenakan dengan ujung tajam ke atas, uchigatana memungkinkan para samurai untuk menghunusnya dengan cepat. Hal ini menjadi keunggulannya alih-alih tachi.
Selain itu, uchigatana dapat ditarik hanya dengan satu tangan karena sarungnya diamankan di sabuk. Hal ini berbeda dengan tachi yang membutuhkan dua tangan untuk menghunusnya.
Kecepatan dalam pertempuran, “adalah sebuah faktor yang sering kali menjadi pembeda antara hidup dan mati,” tulis Juliana Cummings, pada laman Sword Encyclopedia.
Juliana menjelaskan, pedang uchigatana pada awalnya digunakan oleh para pejuang rendahan dan orang-orang yang tidak termasuk dalam kelas samurai. Namun di kemudian hari, uchigatana menarik perhatian para samurai yang memiliki kedudukan tinggi.
“Pada awalnya, uchigatana melengkapi pedang tachi, tetapi pada akhirnya menjadi sangat populer sehingga menggantikan pedang tachi,” jelas Juliana.
Versi uchigatana yang lebih panjang dan berat kemudian dikembangkan, sehingga menghasilkan katana yang melengkung. Pada akhirnya, mengenakan sepasang pedang uchigatana panjang dan pendek secara bersamaan menjadi sebuah kebiasaan: daisho.
Perjalanan Pedang Uchigatana Kekaisaran Jepang
Nama uchigatana secara harfiah diterjemahkan sebagai pedang pemukul. Dari namanya, menunjukkan bahwa para samurai menggunakannya untuk menyerang seolah-olah mereka menggunakan tongkat.
Pedang ini mulai populer pada zaman Muromachi, meskipun beberapa sejarawan percaya bahwa pedang ini pertama kali diperkenalkan pada zaman Heian.
1. Periode Heian (794 - 1185)