“Ini adalah masa ketika para prajurit samurai juga menggunakan pedang ekstra panjang yang disebut nodachi atau odachi dan bertempur dengan berjalan kaki, bukan dengan menunggang kuda,” kata Juliana.
Penyebutan nama uchigatana yang paling awal diketahui berasal dari pedang terkenal hishizukuri-uchigatana, yang disimpan di Kasuga-taisha, Kota Nara.
Kanselir Hamuro Nagamune pernah mempersembahkan pedang tersebut ke kuil pada tahun 1385. Istilah hishizukuri mengacu pada pemasangannya, seperti ornamen makie pada sarung pedang, di mana serbuk perak atau emas diaplikasikan pada pernis.
4. Periode Muromachi (1338 - 1573)
Dalam periode Muromachi, muncul subperiode Sengoku dari tahun 1467 hingga 1568, yang ditandai meletusnya perang saudara berkelanjutan.
Peperangan ini mengandalkan prajurit pejalan kaki yang membutuhkan pedang uchigatana, karena kecepatan menghunusnya dan lebih mudah digunakan dalam pertempuran. Selain itu, kepraktisan uchigatana yang dapat digunakan dengan satu tangan juga menjadi pertimbangan.
Uchigatana akhirnya menggantikan koshigatana sebagai sashizoe atau senjata pendamping tachi. Pedang ini mulai digunakan oleh prajurit berpangkat tinggi di medan perang.
Juliana menjelaskan, pada akhir periode Muromachi, pedang uchigatana berevolusi menjadi katana dan menggantikan pedang tachi. “Pandai besi Jepang juga mulai menempa pedang ini dalam ukuran panjang dan pendek, dengan pedang pendek yang disebut wakizashi.”
5. Periode Momoyama (1574 - 1600)
Selama periode ini, sudah menjadi tradisi bagi para daimyo untuk menghadiahkan pedang kepada para pengikut mereka. Oleh karena itu, dudukan pedang menjadi lebih rumit dan mahal.
Uchigatana, selain digunakan sebagai pedang andalan di medan perang, juga menjadi cendera mata dengan pernak-pernik mewah.
Biasanya jenis uchigatana diberikan sebagai hadiah untuk para para samurai yang berkedudukan tinggi.
6. Periode Edo (1603-1867)
Pada awal periode Edo, penggunaan daisho atau pedang berpasangan di kalangan kelas samurai menjadi populer.
Pedang ini terdiri dari pedang panjang katana dan pedang pendek wakizashi, baik untuk digunakan dalam pertempuran praktis maupun upacara.