Sisi Kelam Sejarah Ninja yang Anggotanya dari Kelas Bawah Jepang

By Hanny Nur Fadhilah, Sabtu, 22 Juli 2023 | 17:00 WIB
Sejarah Ninja beranggotakan dari masyarakat kelas bawah Jepang. (Artstation)

Kostum Ninja

Tidak ada teks abad pertengahan yang benar-benar menjelaskan secara rinci pakaian ninja. Penggambaran yang paling umum dalam seni Jepang dari awal abad ke-19 Masehi adalah pakaian serba hitam.

Warna hitam tampaknya menjadi pilihan yang paling jelas karena sebagian besar pekerjaan mereka dilakukan pada malam hari.

Hal ini juga merupakan konvensi seni pertunjukan Jepang bahwa seorang karakter mengenakan pakaian hitam untuk menunjukkan kepada penonton bahwa dia tidak terlihat. 

Namun, ninja kadang-kadang mengenakan surat berantai atau baju besi dari pelat logam yang dijahit pada kain.

Karena berbaur dengan lingkungan sekitar, mereka kadang-kadang menyamar (sebagai pengemis, biksu atau musisi pengembara, misalnya) dan bahkan kostum musuh mereka bila diperlukan.

Pakaian ninja klasik terdiri atas celana panjang, pelindung kaki, jaket, ikat pinggang, penutup kepala, dan penutup wajah.

Semuanya terbuat dari bahan lembut yang tidak menghalangi gerakan dan tidak memiliki bagian menjuntai yang dapat menangkap apa pun.

Sepatu lembut yang dikenakan lebih seperti kaus kaki (tabi) dengan jempol kaki terpisah dari jari kaki lainnya dan sol yang diperkuat. Selain itu sandal tali simpul sederhana (waraji) yang dapat dikenakan untuk memberikan cengkeraman yang lebih baik saat mendaki. 

Apakah Ninja Masih Ada?

Jinichi Kawakami, pemimpin ke-21 dari Klan Ban, mengatakan bahwa dia adalah Ninja terakhir. Klan Ban dikenal sebagai bagian dari profesi Ninja rahasia.

Namun, tidak ada cara untuk mengatakan dengan pasti apakah dia yang terakhir atau bukan.

Begitu banyak keluarga dan klan yang berpartisipasi dalam peran ninja. Pekerjaan mereka selalu dirahasiakan, tidak ada yang bisa mengatakan dengan pasti siapa yang terakhir.