Sejarah Perang Salib Kaisar, Ketika Jerman Memimpin Pasukan Salib

By Ricky Jenihansen, Minggu, 23 Juli 2023 | 10:00 WIB
Sejarah Perang Salib Jerman berakhir bahkan sebelum Henry VI mencapai Tanah Suci Yerusalem. (Public Common)

Nationalgeographic.co.id—Dalam sejarah Perang Salib, Pasukan Salib pernah dipimpin langsung oleh Kaisar Romawi Suci. Sejarah Perang Salib itu terjadi pada tahun 1197 M yang nantinya menjadi cikal bakal perang Salib Keempat yang kontroversial.

Sejarah Perang Salib yang dipimpin Kaisar Romawi Suci disebut juga Perang Salib Kaisar atau Perang Salib Jerman. Meskipun kaisar meninggal dalam perjalanan ke timur, pasukannya merebut Beirut dari pasukan Dinasti Ayyubiyah.

Perang Salib Kaisar dipimpin oleh Henry VI Hohenstaufen (memerintah 1191-1197 M) yang berasal dari Jerman. Karena hal itulah, Perang Salib Kaisar juga disebut Perang Salib Jerman.

Henry VI Hohenstaufen memiliki silsilah Perang Salib yang sangat baik karena ayahnya adalah Frederick I Barbarossa (memerintah 1155-1190 M). Ayahnya adalah pemimpin yang memikul salib dan mengumpulkan pasukan besar sebagai bagian dari Perang Salib Ketiga.

Sayangnya, Frederick meninggal dalam perjalanan ke Tanah Suci di suatu tempat di selatan Cilicia. Pada masa antikuitas, Cilicia adalah daerah pesisir selatan di Asia Kecil, sebelah setalah dataran tinggi Anatolia tengah.

Sebagian besar orang Jerman kemudian meninggalkan Perang Salib yang, meskipun masih memiliki keterampilan.

Sementara itu, pasukan Richard I dari Inggris (memerintah 1189-1199 M) dan Philip II dari Prancis (memerintah 1180-1223 M), tidak berhasil merebut kembali Yerusalem dari Saladin, Sultan Mesir dan Suriah (memerintah 1174-1193 M).

Setelah kematian Salahuddin pada tahun 1193 M, dinasti Ayyubiyah yang ia dirikan terus menguasai sebagian besar Levant.

Akan tetapi, ada beberapa pertengkaran serius mengenai suksesi dan ahli waris mana yang harus memerintah.

Tiga putra masing-masing memerintah Mesir, Damaskus, dan Aleppo dan bersaing, tapi akhirnya tidak ada yang berhasil. Justru saudara laki-laki Saladin Saif al-Adin yang mendapatkan supremasi.

Perebutan kekuasaan itu adalah persaingan yang mengganggu yang mungkin membantu ambisi Pasukan Salib di wilayah tersebut.

Pada Paskah 1195 M Henry VI bersumpah untuk melanjutkan perang salib di Tanah Suci Yerusalem untuk mendapatkan kembali kendali Kristen di sana.