"Kotoran ikan pacu juga membantu menyuburkan tanaman air tawar dan menyebarkan benihnya, yang menjadikannya spesies kunci di ekosistem aslinya," menurut AMNH.
Namun demikian, seperti kebanyakan spesies invasif lainnya, ikan pacu dapat berdampak negatif pada ekosistem tempat mereka diperkenalkan pertama kali.
"Praktek membuang hewan peliharaan yang tidak diinginkan di saluran air bisa sangat berbahaya bagi satwa liar asli," tulis perwakilan ODWC di postingan Facebook.
"Mereka adalah spesies eksotis dan invasif yang dapat merusak ekosistem lokal kita," kata mereka.
"Akibatnya, pemancing didesak untuk memindahkannya dari sungai dan kolam jika memungkinkan."
Untuk diketahui, spesies invasif di dunia hewan adalah jenis hewan, tumbuhan, jamur atau makhluk hidup lainnya yang telah tiba di lingkungan baru dan dapat membahayakan spesies lain di sana.
Kita mungkin mendengar istilah "spesies invasif" digunakan secara bergantian dengan "spesies yang dinaturalisasi", "spesies eksotis", "spesies berbahaya", dan "spesies non-asli".
Meskipun masing-masing istilah itu memiliki arti yang sedikit berbeda, semuanya mengacu pada anggota spesies yang hidup di daerah asal mereka.
"Spesies invasif hampir selalu berasal dari tempat lain dan ada kekhawatiran bahwa hal itu dapat merusak sistem," kata Katharine Suding, seorang ahli ekologi di University of Colorado Boulder.
Pada tahun 2018, Kennedy Smith, yang saat itu berusia 11 tahun, menangkap seekor ikan pacu di danau Oklahoma yang beratnya sekitar 1 pon atau sekitar 0,5 kg.
Ikan itu menggigit jari neneknya ketika mereka mencoba melepaskannya dari kail, "meskipun ikan dengan gigi mirip manusia tidak banyak merusak," menurut laporan USA Today pada saat itu.