Di Sejarah Aztec, Pengorbanan Manusia Cegah Kegelapan dan Akhir Dunia

By Hanny Nur Fadhilah, Minggu, 23 Juli 2023 | 15:00 WIB
Pengorbanan manusia dalam sejarah Aztec. (Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.idPengorbanan manusia adalah bagian dari budaya Aztec. Sejarah Kekaisaran Aztec yang berkembang pada abad ke-14 hingga keruntuhannya pada tahun 1519 ini telah banyak bukti penemuan yang menggambarkan adanya kanibalisme.

Ketika kolonis Spanyol, Hernán Cortés tiba di ibu kota Aztec Tenochtitlan pada tahun 1521, dia menggambarkan upacara pengorbanan di mana para pendeta membelah dada korban pengorbanan. Lalu bagaimana awal mula sejarah pengorbanan manusia dalam Kekaisaran Aztec?

Pada 2015 dan 2018, para arkeolog di situs penggalian Templo Mayor di Mexico City menemukan bukti pengorbanan manusia yang meluas di antara suku Aztec. Para peneliti mempelajari tulang manusia yang ditemukan di Tenochtitlan. Mereka menemukan bahwa individu tersebut telah dipenggal serta dipotong-potong kemudian dikonsumsi.

Pengorbanan manusia bermakna spiritual dan religius

Menurut mitologi Aztec, dewa matahari Huitzilopochtli membutuhkan makanan terus-menerus dalam bentuk darah manusia untuk mencegah munculnya kegelapan dan akhir dunia. Dewa kesuburan ular Quetzalcoatl dan dewa jaguar Tezcatlipoca keduanya juga membutuhkan pengorbanan manusia.

Ideologi Aztec menyatakan bahwa nasib seseorang di akhirat bergantung pada apakah mereka dikorbankan untuk dewa atau dibunuh dalam pertempuran. Sebaliknya, seseorang yang meninggal karena penyakit pergi ke dunia bawah tingkat terendah, Mictlan.

Sejarawan Ortiz de Montellano berpendapat bahwa karena korban itu suci, karena memakan daging mereka adalah tindakan memakan dewa itu sendiri. Oleh karena itu, ritual tersebut merupakan isyarat terima kasih dan timbal balik kepada para dewa.

Sulit dibayangkan, suku Aztec rela dikorbankan, percaya itu adalah puncak kebangsawanan dan kehormatan. Tahanan perang juga disukai sebagai korban.

Pada tahun 1520, sekelompok penjajah Spanyol, wanita, anak-anak, dan kuda ditangkap oleh penduduk setempat, yang dikenal sebagai Acolhauas, di dekat kota Tetzcoco di Aztec.

Para tahanan disimpan di sel selama berminggu-minggu. Kemudian dibunuh dan dikanibal dalam upacara ritual. Tes DNA korban dari situs Templo Mayor menunjukkan bahwa mayoritas adalah orang luar, kemungkinan besar tentara atau budak musuh yang ditangkap.

Dicadangkan untuk acara-acara khusus

Sejarawan umumnya percaya bahwa kanibalisme tidak dilakukan oleh rakyat jelata dan bukan bagian dari diet biasa sejarah Aztec. Sebaliknya, kanibalisme ritual dan pengorbanan manusia terjadi sebagai bagian dari upacara tertentu.