Sakamoto Ryoma, Samurai yang Mendambakan Kekaisaran Jepang Modern

By Sysilia Tanhati, Selasa, 25 Juli 2023 | 16:00 WIB
Sakamoto Ryoma adalah salah satu samurai paling populer di Kekaisaran Jepang. Kisahnya dalam menggulingkan keshogunan dan memodernisasi kekaisaran terus memikat bangsa Jepang hingga kini. (National Diet Library)

Terkesan, Goto menggunakan pengaruhnya untuk merumuskan petisi dari Tosa kepada Shogun Tokugawa Yoshinobu. Ia mendesaknya untuk mengembalikan kekuasaan kepada kaisar.

Saat itu, keshogunan sudah sangat lemah dan Yoshinobu mengundurkan diri pada tanggal 9 November 1867. Rencana delapan poin Ryoma kemudian memengaruhi prinsip-prinsip modernisasi di era Meiji.

Pembunuh tak dikenal

1 bulan setelah pemulihan kekuasaan kekaisaran, Ryoma dibunuh saat berada di toko kecap di Kyoto. Saat itu tanggal 10 Desember 1867. Dia baru berusia 31 tahun. Ada banyak teori tentang siapa yang memerintahkan dan melakukan perbuatan itu.

“Mimawarigumi, pasukan polisi yang masih setia kepada keshogunan, dianggap paling mungkin melakukan pembunuhan itu,” ujar Yusuke.

Tak lama setelah insiden tersebut, tentara kekaisaran yang baru bentrok dengan pendukung bekas keshogunan pada Pertempuran Toba–Fushimi. Hal ini memicu Perang Boshin, yang berakhir dengan kemenangan kekaisaran pada tahun 1869. Selanjutnya, pemerintah Meiji mulai membangun Kekaisaran Jepang yang baru.

Setelah kematiannya, popularitas Ryoma terus tumbuh, sebagian disebabkan oleh korespondensi ekstensif yang dia tinggalkan. Ia dengan tegas mengungkapkan pandangan radikal tentang dunia dan negara. Selain itu, surat-suratnya juga diisi dengan kepentingan di luar politik dan terkadang menyertakan ilustrasi deskriptif.

Pencapaian politik dan ekonomi Ryoma menjadi inspirasi bagi banyak buku, film, dan drama televisi.

Pengunjung Kyoto juga dapat menemukan berbagai tempat yang terhubung dengan Ryoma di sekitar kota. Turis juga dapat mengunjungi makamnya di Kuil Ryozen Gokoku.

Berawal dari seorang samurai berpangkat rendah, ia menjadi samurai yang dikenang sebagai pelopor Kekaisaran Jepang modern.