Cinta dan Perang: Kisah Freya Dewi Faksi Vanir dalam Mitologi Nordik

By Tri Wahyu Prasetyo, Kamis, 27 Juli 2023 | 08:00 WIB
Lukisan Freya oleh John Bauer. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Freya merupakan dewi kesuburan, kecantikan, seks, serta perang dalam mitologi Nordik. Ia juga disebut sebagai dewi yang menguasai seidr, sejenis sihir Nordik yang istimewa. 

Sebagai dewi yang cantik dan kuat, Freya berada di puncak jajaran dewa-dewi Nordik Vanir, yang berlawanan dengan faksi dewa-dewi Nordik lainnya, seperti Aesir. Lantas, siapa sebenarnya Freya?

Ketika membicarakan dewa-dewi Nordik, kebanyakan orang akan menyebutkan nama-nama dewa dari faksi Aesir atau dikenal juga dewa-dewa Asgardian.

Hal ini mungkin karena Aesir lebih sering muncul dalam berbagai budaya populer yang mengangkat kisah-kisah Nordik daripada dewa-dewa Vanir.

Dalam mitologi Nordik, Freya merupakan dewi pelindung Vanir. Yordan Zhelyazkov, seorang penulis sejarah dan mitologi dari Bulgaria, mengatakan bahwa sebagai dewi kesuburan dan cinta, Freya dengan sempurna mencontohkan perbedaan antara Vanir dan Aesir. 

“Sementara Aesir adalah kelompok dewa yang suka berperang dan dewa-dewa bagi para viking, Vanir adalah dewa-dewa yang cinta damai,” jelas Yordan.

Vanir adalah dewa yang paling sering didoakan oleh para petani, yang hanya menginginkan hasil panen yang melimpah, cuaca yang baik, dan kehidupan yang damai.

Meskipun demikian, faktanya Freya juga disebut-sebut sebagai dewi perang.

Seorang Dewi Perang?

Jika Vanir adalah dewa-dewa Nordik yang damai dan Freya adalah dewi cinta serta kesuburan, bagaimana mungkin ia juga menjadi dewi perang?

Menurut Yordan, meskipun dikenal sebagai dewa-dewi yang cinta damai, para Vanir akan berdiri dan mempertahankan tanah mereka ketika ancaman tiba.

“Dengan demikian, Freya dipandang sebagai dewi perang 'pembela', dewi yang membawa kesuburan dan kemakmuran di masa damai, namun juga membela pengikutnya saat mereka membutuhkan pertolongannya,” jelas Yordan.

Ladang dan Aula Surgawi Freya

Freya sangat menghargai para prajurit dan pejuang, bahkan ia mengundang separuh jiwa-jiwa para pejuang ke wilayah kekuasaannya–separuhnya lagi pergi ke Odin di Valhalla.

Dengan Aesir sebagai panteon yang lebih terkenal dalam budaya modern, kebanyakan orang mengetahui konsep di balik Valhalla. 

“Ketika seorang prajurit gugur dalam pertempuran, para valkyrie Odin membawa jiwa mereka ke atas kuda terbang dan menerbangkan mereka yang gugur ke Valhalla di mana mereka dapat minum dan bertarung sampai Ragnarok,” terang Yordan.

Namun, tidak semua prajurit yang tewas di medan perang akan pergi ke Valhalla. “Yang lainnya akan bergabung dengan Freya di ladang surgawi Folkvangr dan aula Sessrumnir.”

Sama seperti Valhalla, Folkvangr dipandang sebagai akhirat yang diinginkan oleh banyak pejuang.

Hal ini tidak menjadikan Folkvangr sebagai kebalikan dari Valhalla, melainkan sebuah alternatif.

Di sana mereka dengan senang hati menunggu Ragnarok untuk membantu para dewa dalam perjuangan mereka melawan raksasa dan kekuatan yang menimbulkan kekacauan.

Perlu dicatat, menurut Yordan, para pejuang yang gugur secara tidak terhormat dalam pertempuran, “masih pergi ke Hel dan bukan ke Valhalla atau Folkvangr.”

Freya dan Odr sang Suami

Sebagai dewi cinta dan nafsu seksual, Freya juga memiliki seorang suami yang bernama Odr.

Ia memiliki sejarah yang membingungkan. Beberapa sumber menggambarkannya sebagai dewa, yang lain sebagai manusia, raksasa, atau makhluk lain.

Yordan menerangkan, dalam sebagian besar cerita, Odr jarang berada di sisi Freya.

Tidak jelas mengapa Freya dan Odr jarang digambarkan bersama, dan cerita-cerita tersebut mengatakan bahwa Odr sering menghilang.

“Mitos-mitos tersebut tidak selalu menyiratkan bahwa ia tidak setia pada Freya, namun tidak menjelaskan di mana atau mengapa ia menghilang,” jelas Yordan.

Freja Mencari Suaminya oleh Nils Blommer. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Sebaliknya, keduanya dikatakan memiliki cinta yang penuh gairah antara satu sama lain.

Dalam puisi Hyndluljoth, Freya sering digambarkan selalu memiliki hasrat yang besar terhadap suaminya dan menangis dengan air mata emas merah untuknya.

Freya juga sering diam-diam menyamar dengan nama lain dan berkelana di antara orang-orang asing untuk mencari suaminya. 

Freya sangat setia kepada suaminya. Dengan dewi cinta dan nafsu seksualnya yang besar, ia sering didekati oleh dewa-dewa lain, raksasa, dan jotnar.

Namun, ia menolak sebagian besar tawaran tersebut dan terus mencari suaminya.

Simbol Freya

Salah satu simbol dari Freya yang paling populer adalah kalung Brisingamen, yang berkilau dan indah. Freya harus bersusah payah, untuk mendapatkan kalung tersebut.

Menurut legenda, ketika Freya berada di negeri para Kurcaci, ia melihat mereka membuat kalung yang indah dari emas.

Terpukau dengan keindahannya, Freya menawarkan untuk membayar berapapun jika para Kurcaci mau memberikan kalung tersebut.

Para Kurcaci tidak tertarik dengan uang dan mengatakan bahwa mereka hanya akan memberikan kalung tersebut jika Freya mau tidur dengan salah satu dari mereka.

Awalnya merasa jijik dengan ide tersebut, namun akhirnya setuju karena keinginan Freya untuk mendapatkan kalung itu begitu kuat.

Ia tidur dengan empat Kurcaci selama empat malam berturut-turut, dan akhirnya mendapatkan kalun tersebut.

Lukisan Freya mengendarai kereta kucingnya oleh Emil Doepler (Public domain/Wikimedia Commons)

Simbol populer lainnya yang berhubungan dengan Freya adalah keretanya, yang ditarik oleh dua ekor kucing.

Digambarkan sebagai hadiah dari Thor, ini adalah kendaraan yang sering digunakan Freya untuk bepergian.

Babi juga merupakan hewan suci bagi Freya. Menurut Yordan, ia sering ditemani oleh babi hutan Hildisvini saat berkuda.

“Inilah sebabnya mengapa babi hutan adalah hewan suci Freya.”