Rahasia Mengapa Aleksander Agung Tidak Pernah Kalah di Pertempuran

By Sysilia Tanhati, Rabu, 26 Juli 2023 | 12:00 WIB
Prestasi Aleksander Agung sebagai seorang pemimpin militer dari dunia kuno sangat melegenda. Ia tidak pernah mengalami kekalahan besar. (Charles Le Brun)

Nationalgeographic.co.id—Prestasi Aleksander Agung sebagai seorang pemimpin militer dari dunia kuno sangat melegenda. Bahkan setelah kematiannya, ia terus menginspirasi hingga kini. Tapi apa yang membuat Aleksander menjadi komandan yang begitu sukses?

Bagaimana dia berhasil menaklukkan sebagian besar dunia yang dikenal hanya dalam 13 tahun, tanpa pernah mengalami kekalahan besar?

Masa kecil Aleksander Agung

Aleksander lahir pada 356 Sebelum Masehi di Pella, ibu kota kerajaan Makedonia. Dia adalah putra Raja Philip II dan Ratu Olympias.

Sejak usia muda, Aleksander mengenal budaya militer Makedonia. Mengutip dari History Skill, “Ayahnya adalah ahli strategi militer brilian yang mengubah Makedonia menjadi negara yang kuat.”

Aleksander menerima pendidikannya dari beberapa pengajar terbaik di Yunani kuno, termasuk Aristoteles, yang mengajarinya filsafat, etika, dan politik.

Ketika Aleksander baru berusia 20 tahun, ayahnya tewas dibunuh. Ia pun naik takhta sebagai Raja Makedonia. Tidak menunggu lama, ia pun segera menghadapi beberapa tantangan. Seperti pemberontakan oleh beberapa negara kota Yunani dan ancaman invasi dari Kekaisaran Persia yang dipimpin oleh Raja Darius III.

“Usia muda tidak menghentikan Aleksander Agung untuk memulai kampanye militer pertama yaitu penaklukan negara-kota Yunani,” ungkap Vedran Bileta di laman The Collector.

Semangatnya untuk menaklukkan

Aleksander tidak puas hanya dengan mempertahankan kerajaannya; dia ingin memperluasnya. Dia meluncurkan serangkaian kampanye militer, dimulai dengan invasi ke Persia pada tahun 334 Sebelum Masehi.

Tentara Aleksander terdiri dari sekitar 35.000 tentara, termasuk phalanx Makedonia, kavaleri, dan pemanah.

Mereka berbaris melalui Asia Kecil dan mengalahkan Persia di Pertempuran Granicus. Kemenangan ini memberi Aleksander kendali atas Asia Kecil bagian barat. Selain itu, juga membuka jalan untuk penaklukan lebih lanjut.