Musim Dingin Nuklir, Warisan Terburuk Bapak Bom Atom Oppenheimer

By Ricky Jenihansen, Kamis, 27 Juli 2023 | 07:20 WIB
Ilustrasi musim dingin nuklir, mimpi terburuk Bapak Bom Atom Oppenheimer. (Adobe Stock)

Jadi apa sebenarnya teori musim dingin nuklir? Dana apa yang akan terjadi dengan Bumi jika itu terjadi?

Yang pertama, saat musim dingin nuklir terjadi, maka Bumi akan menjadi gelap dan dingin. Selanjutnya, Bumi paling tidak akan menampung kematian hingga 5 miliar manusia.

Kematian itu akan dimulai dengan bom nuklir yang membakar kota-kota. Setiap ledakan nuklir akan menyulut api kecil yang tak terhitung jumlahnya, yang dapat menyatu menjadi badai api besar yang tak terkendali.

Jika terjadi serangan nuklir berulang dan berkelanjutan, semua badai api itu dapat mengirim begitu banyak jelaga ke stratosfer. Jelaga itu akan membentuk sabuk di sekitar planet dan menghalangi matahari.

Ketika matahari terhalangi, maka akan menyebabkan suhu turun hingga 15 derajat Celcius. Pendinginan global ini bisa berlangsung bertahun-tahun.

Kegelapan, dingin, dan radiasi dari kejatuhan nuklir akan menghancurkan sebagian besar kehidupan tumbuhan dan hewan di Bumi. Lima ilmuwan, termasuk Carl Sagan, pertama kali mengajukan teori ini dalam makalah tahun 1983.

Sejak itu, tim ilmuwan lintas disiplin, termasuk Robock, menggabungkan model iklim dan simulasi produksi makanan untuk lebih memahami kemungkinan musim dingin nuklir.

Tahun lalu, mereka menerbitkan temuan baru bahwa ikan dan ternak tidak akan mampu menopang dunia jika musim dingin nuklir memusnahkan tanaman.

Perang nuklir menghasilkan konsekuensi yang mengerikan bagi semua orang. (Pavel López Lazo, _PL.Prensa Latina)

Karya ilmiah terbaru mereka dipublikasikan dengan judul "Global food insecurity and famine from reduced crop, marine fishery and livestock production due to climate disruption from nuclear war soot injection" dan diterbitkan di jurnal nature akses terbuka.

Jelaga atau karbon hitam yang dikirim ke atmosfer dari ledakan senjata nuklir akan menyebabkan gangguan pada iklim Bumi. Selanjutnya akan membatasi produksi makanan darat dan air.

"Di sini, kami menggunakan model iklim, tanaman, dan perikanan untuk memperkirakan dampak yang timbul dari enam skenario injeksi karbon hitam stratosfer, memprediksi total kalori makanan yang tersedia di setiap negara setelah perang setelah makanan yang disimpan dikonsumsi," tulis para peneliti.