Terutama Raja Aragon dan Raja John dari Inggris yang masih memiliki tanah di Prancis.
Pada 1215 M penaklukan wilayah Toulouse dan Pyrenean selesai. Putra Mahkota Louis bahkan melakukan tur dengan pasukan yang tidak pernah melakukan pertempuran apa pun.
Akhir Sejarah Perang Salib Kataris
Tidak lama setelah itu, kembali terjadi perlawanan lokal. Para pembela sangat terbantu dengan kembalinya Raymond ke bentengnya di Toulouse pada tahun 1217 M.
Pasukan Salib mendapat pukulan lain dengan kematian de Montfort selama pengepungan kota itu pada bulan Juni 1218 M. Dia tewas seketika saat terkena batu besar yang ditembakkan dari ketapel mangonel.
Perang kembali berkecamuk di tingkat lokal. Pihak utama yang memimpin sekarang adalah sekutu Toulouse dan para bangsawan yang telah mendapatkan tanah mereka kembali dari de Montfort.
Sementara itu, Raymond dari Toulouse meninggal pada tahun 1222 M dan dia digantikan oleh putranya Raymond VII (memerintah 1222-1249 M). Ia merebut kembali sebagian besar tanah tua ayahnya dan bahkan Carcassonne pada tahun 1224 M.
Raja Louis VIII setelah kematian ayahnya pada tahun 1223 M, bertekad untuk memperluas kerajaannya. Dengan dukungan Paus Honorius III (memerintah 1216-1227 M), perang salib dilakukan dengan semua perlengkapan Kepausan.
Avignon dikepung dan direbut pada musim panas tahun 1226 M. Menyadari hal yang tak terhindarkan, sebagian besar penguasa Languedoc bersumpah kepada raja, tetapi Raymond VII bertahan.
Sementara itu, di Paris pada November 1226 M, Louis VIII meninggal karena disentri. Raja baru Prancis, Louis IX (memerintah 1226-1270 M) menggantikannya.
Ia menjadi salah satu raja Pasukan Salib abad pertengahan yang paling berkomitmen untuk menyelesaikan perang tersebut.
Serangkaian kemenangan datang dalam dua tahun berikutnya dan Raymond VII dari Toulouse menyetujui syarat penyerahan. Sejarah Perang Salib Kataris dengan demikian berakhir dengan Perjanjian Paris pada tahun 1229 M.