Mitologi Yunani: Kisah Theseus dan Minotaur, Apakah Peristiwa Nyata?

By Tri Wahyu Prasetyo, Rabu, 9 Agustus 2023 | 21:54 WIB
Ilustrasi menggambarkan Theseus yang gagah perkasa berada di ujung labirin untuk membunuh Asterius, Minotaur dalam mitologi Yunani. (Knossos Guides)

Nationalgeographic.co.idMinotaur adalah karakter yang muncul dalam mitologi Yunani, berwujud kombinasi antara manusia dan banteng.  Dengan kepala manusia dan tubuh bagian bawah banteng, legenda Minotaur berakar dari masa ketika Zeus dan jajaran Dewa Yunani menguasai alam semesta. 

Terkenal dari mitos Theseus dan Minotaur, cerita ini selalu menjadi legenda, tetapi apakah kisah Theseus dan Minotaur mitologi Yunani ini berakar dari kisah nyata?

Zoe Mann, pada laman The Collector, menceritakan beberapa argumen atau teori mengenai kebenaran kisah Theseus dan Minotaur.

Legenda Theseus dan Minotaur

Patung Marmer Theseus Mengalahkan Minotaur, Tuileries Gardens, abad ke-19, (Via GreekMythology)

Legenda Minotaur dimulai dengan Raja Minos, salah satu dari tiga putra Zeus dan Europa. Europa dan suaminya,Asterion, yang seorang manusia, membesarkan anak-anak mereka bersama-sama (Minos, Sapedon, dan Rhadamanthus). 

Ketika Asterion meninggal, putra-putranya memperebutkan takhta. Minos, yang namanya berarti Raja, mengklaim tahta untuk dirinya sendiri dan mengusir kedua saudaranya dari pulau itu selamanya.

Dengan istrinya, Pasiphae, Minos memerintah Kreta dengan mengklaim bahwa ia mendapat persetujuan dari para Dewa yang akan melakukan apa saja untuknya.

Untuk membuktikan hal ini, Minos pergi ke laut dan meminta Poseidon, Dewa Lautan, agar seekor banteng muncul dari kedalaman air. 

Sebagai imbalannya, Minos akan mengorbankan banteng tersebut untuk menghormati sang dewa. Karena tertarik dengan pengabdian Minos, Poseidon menciptakan seekor banteng yang muncul dari ombak.

Namun, banteng itu begitu indah sehingga Minos tidak tega untuk membunuh hewan itu. Oleh Karenanya, sang raja mengakalinnya dengan mengorbankan seekor banteng biasa dan mengambil hewan cantik itu sebagai miliknya.

Poseidon mengetahui bahwa Minos tidak menepati janjinya dan mengutuk Pasiphae untuk jatuh cinta pada banteng tersebut. Tak lama kemudian, Pasiphae mengandung anak banteng tersebut, yang tumbuh menjadi Minotaur (nama ini secara harfiah berarti "banteng Minos").

Minos merasa malu dengan anak hasil kutukan dewa itu yang menjadi ganas saat ia tumbuh besar.

Akhirnya, sang raja memaksa Daedalus, arsitek kesohor dalam mitologi Yunani, untuk merancang sebuah labirin yang rumit di bawah istananya. Di sanalah Minotaur akan tinggal mulai sekarang.

Selama pembangunan labirin, Androgeos putra Minos, terbunuh di Athena. Karena kesal, Minos menuntut warga Athena untuk membayar kematian putranya.

Warga Athena setuju untuk mengirimkan tujuh pemuda dan pemudi setiap sembilan tahun sekali (versi lain dari legenda ini mengatakan setiap tahun). Orang-orang Athena ini dikorbankan kepada Minotaur.

Suatu waktu, Theseus, putra Raja Aegeus, mengajukan diri sebagai korban persembahan. Di balik kesediaannya, ia menyatakan bahwa dirinya akan membunuh Minotaur serta mengakhiri pemerintahan Minos yang penuh teror.

Sebelum beranjak, Theseus mengatakan bahwa jika kapalnya kembali dengan layar putih, ia akan berhasil dalam misinya. Namun, jika layarnya berwarna hitam, ia telah gagal.

Di Kreta, dua putri Minos, Ariadne dan Phaedra, jatuh cinta pada Theseus. Ariadne tidak ingin melihat Theseus mati, jadi ia memberinya seutas tali sebagai petunjuk agar tidak tersesat di dalam labirin. 

Theseus akhirnya memasuki labirin dan membunuh Minotaur dengan tangan kosong. Versi lain mengatakan bahwa ia menggunakan pedang yang ia bawa.

Theseus menggunakan tali Ariadne untuk keluar dari labirin dan meninggalkan Kreta bersama Ariadne dan Phaedra. 

Namun, saat memasuki Athena, ia lupa mengganti layar hitam dengan layar putih. Ayahnya melihat layar hitam dan meyakini bahwa putranya telah meninggal. Karena sedih, ia melemparkan dirinya keluar jendela untuk mengakhiri hidupnya.

Istana Raja Minos

Reruntuhan Knossos di Pulau Kreta, Milenium ke-2 Sebelum Masehi dengan tambahan dari abad ke-19. ( Via Live Science)

“Sir Arthur Evans, seorang arkeolog Inggris, menemukan istana Knossos di pulau Kreta pada tahun 1899,” jelas Zoe. “Berdasarkan apa yang ia temukan di situs tersebut, Evans menyimpulkan bahwa Knossos adalah istana Raja Minos.”

Istana ini dihiasi dengan lukisan dinding yang menggambarkan bull jumping (seni melompati banteng dengan berpegangan pada tanduknya). Evans juga merasa kesulitan untuk berkeliling istana dengan denah yang seperti labirin. 

“Jelas bagi Evans bahwa bangsa Minoa (nama yang diberikan Evans kepada orang-orang yang tinggal di Kreta) kemungkinan besar mengilhami legenda Theseus dan Minotaur,” imbuhnya.

Knossos: Kemungkinan Rumah dari Minotaur

Lukisan dinding lompat banteng di Knossos, foto oleh Ekdotike Athenon, 1400 SM. via National Geographic ( Via National Geographic)

Knossos adalah reruntuhan yang berada di sisi utara Kreta, sebelah selatan kota Heraklion, Yunani. Tempat ini memiliki luas 14.000 meter persegi, atau setara dengan dua lapangan sepak bola.

Para arkeolog telah lama memperdebatkan usia istana ini, dengan beberapa struktur yang berasal dari tahun 1950 SM. Beberapa bagian lainnya berasal dari masa yang lebih jauh lagi.

Sedangkan untuk Minos, ada beberapa tulisan yang menyatakan bahwa Raja Minos pernah ada. Namun, beberapa ahli tidak yakin apakah kata Minos merujuk pada penguasa (seperti gelar Firaun di Mesir kuno) atau Raja Minos yang sama dari legenda Theseus dan Minotaur.

“Saat ini, para ahli tidak yakin apakah Raja Minos benar-benar ada dan jika memang ada, tidak ada bukti konkret bahwa ia tinggal di Knossos,” jelas Zoe.

Pendapat Ahli 

Meskipun para ahli tidak setuju bahwa Raja Minos dan Minotaur itu nyata, namun filsuf Plato yang serba tahu juga pernah menyebutkan kisah tersebut.

Zoe menjelaskan, tulisan-tulisan Plato telah lama diteliti oleh para filsuf dan cendekiawan modern. Dalam karyanya, Critias, sang filsuf membahas tentang popularitas perburuan banteng dan lompat banteng di sebuah pulau di Yunani.

“Yang menarik adalah bahwa Plato tidak berbicara tentang pulau Kreta, tetapi kota Atlantis, yang dalam cerita yang sama, ditelan ombak dan selamanya hilang ditelan waktu,” jelas Zoe.

Sudah lama diyakini bahwa Plato mengarang Atlantis yang sebenarnya mengacu pada Kreta. Sepanjang sejarahnya yang panjang dan kaya, Kreta berjuang melawan gempa bumi yang berubah menjadi tsunami yang dahsyat. 

Plato, dengan mengambil beberapa kebebasan kreatif, membangun kisah Atlantis sebagai karya fiksi yang luar biasa.

Plato mungkin mengatakan yang sebenarnya tentang obsesi Atlantis/Kreta terhadap banteng yang merupakan bukti bahwa legenda Theseus dan Minotaur memiliki hubungan dengan beberapa peristiwa nyata.

“Teori tambahan tentang Minotaur adalah bahwa legenda ini menggambarkan pembebasan bangsa Athena dari cengkeraman bangsa Minoa,” jelaas Zoe. “Bangsa Minoa adalah bangsa yang kuat yang pernah berkuasa di seluruh Kreta.”

Apapun itu, legenda Theseus dan Minotaur telah lama membuat penasaran para ahli dan pembaca awam. Tidak ada cara untuk mengetahui dengan pasti apakah Minotaur, Raja Minos, dan Theseus dari Athena benar-benar ada. 

Namun, Zoe menyatakan, meskipun Minotaur sebagai makhluk setengah manusia dan setengah banteng tidak mungkin nyata, “beberapa teori menunjukkan mitos yang mungkin terkait dengan peristiwa nyata.”