Nationalgeographic.co.id—Dalam mitologi Mesir kuno, ada makhluk yang menimbulkan ketakutan di hati semua orang yang mengetahuinya. Namanya Apophis, dan diyakini sebagai ular mengerikan yang mengancam keseimbangan alam semesta.
Dari hari-hari awal mitologi Mesir hingga puncak kekuasaannya, Apophis adalah sosok teror dan kekaguman, yang kekuatannya dikatakan begitu besar sehingga para dewa sendiri terpaksa bersatu untuk menjaganya. Tapi apa itu Apophis dan mengapa orang Mesir begitu takut padanya?
Dalam mitologi Mesir kuno, Apophis adalah dewa jahat atau setan, sering digambarkan sebagai ular atau ular raksasa. Dia dianggap sebagai perwujudan kekacauan, kehancuran, dan kegelapan. Aphohis diyakini sebagai musuh para dewa dan firaun.
Apophis dipandang sebagai ancaman konstan terhadap tatanan alam semesta, dan tujuan utamanya adalah melahap dewa matahari Ra dan menjerumuskan dunia ke dalam kegelapan abadi.
Dengan demikian, Apophis adalah tokoh penting dalam kepercayaan dan ritual keagamaan Mesir. Sosoknya juga sering dipanggil dalam mantra pelindung dan menangkal kejahatan untuk memastikan kemakmuran kerajaan yang berkelanjutan.
Apophis muncul dalam berbagai teks Mesir kuno, termasuk teks penguburan, prasasti kuil, dan papirus religius.
Apophis disebutkan dalam beberapa mantra Coffin Text atau Teks Peti Mati, kumpulan mantra penguburan yang tertulis di peti mati elit selama periode Kerajaan Tengah (2055-1650 SM).
Namanya juga menonjol dalam Book of the Death atau Kitab Orang Mati, kumpulan mantra penguburan dan instruksi yang digunakan dari periode Kerajaan Baru (1550-1069 SM) dan seterusnya.
Dalam Kitab Orang Mati, Apophis digambarkan sebagai musuh kuat orang mati, yang harus dikalahkan agar jiwa bisa selamat ke alam baka.
Yang paling terkenal, Apophis muncul dalam Kitab Gerbang atau The Book of Gates, sebuah teks penguburan bergambar yang menggambarkan perjalanan jiwa melalui dunia bawah.
Dalam teks ini, Apophis digambarkan sebagai ular raksasa yang mencoba menyerang dewa matahari selama perjalanan malamnya melalui dunia bawah.
Menurut kepercayaan Mesir, setelah kematian, jiwa almarhum akan memulai perjalanan berbahaya melalui dunia bawah, menghadapi serangkaian cobaan dan rintangan di sepanjang jalan.