Legenda Saudari Aleksander Agung yang Menjelma Jadi Putri Duyung

By Sysilia Tanhati, Senin, 31 Juli 2023 | 20:00 WIB
Saudari Aleksander Agung, Tesalonika dari Makedonia, adalah sosok yang luar biasa. Menurut legenda, ia menjadi putri duyung setelah kematian Aleksander Agung. (Naja Bertolt Jensen/Unsplash)

Ratu Makedonia

Tesalonika memainkan peran penting dalam lanskap politik Makedonia kuno. Terutama selama tahun-tahun penuh gejolak setelah kematian Aleksander Agung. Kehidupan selanjutnya diikuti dengan pernikahannya dengan Cassander. Sebagai keturunan Raja Makedonia, ia pun dalam pemerintahan Makedonia, pendirian Kota Thessaloniki, dan akhirnya kematiannya.

Setelah kematian Aleksander Agung pada 323 Sebelum Masehi, perebutan kekuasaan terjadi di antara para jenderalnya. Perebutan itu dikenal dengan sebutan Diadochi, tujuannya untuk menegaskan kendali atas kerajaan besar yang telah dibangun sang penakluk.

Tesalonika menikah dengan salah satu jenderal tersebut, Cassander. Saat itu, Cassander muncul sebagai tokoh terkemuka. Sebagai saudara perempuan Aleksander Agung, pernikahan tersebut membantu memperkuat klaim Cassander atas kekuasaan dan melegitimasi pemerintahannya.

Tesalonika dan Cassander memiliki setidaknya tiga orang anak: Philip IV dari Makedonia, Antipater I dari Makedonia, dan Aleksander V dari Makedonia.

Setelah Cassander meninggal pada 297 Sebelum Masehi, Tesalonika membimbing membimbing ketiga anaknya untuk memimpin Makedonia.

Menurut Kris Waldherr, “Tesalonika mengikuti jejak ibu tirinya yang licik untuk memanipulasi Philip, Antipater, dan Aleksander demi keuntungannya.”

Sayangnya, kematian segera menghampiri ketiga anak Tesalonika.

Philip, putra tertua Tesalonika, meninggal karena penyakit, tidak lama setelah menjadi Raja Makedonia. Takhta pun diserahkan kepada Antipater. Namun menurut sejarawan Romawi Justin, Tesalonika bersikeras agar dia memerintah bersama Aleksander.

Sejarawan Elizabeth Carney berpendapat bahwa itu dilakukan aga Tesalonika bisa memerintah bersama melalui Aleksander sebagai wali. Apapun masalahnya, Antipater yang tidak senang akan desakan ibunya. Dia pun membunuh ibunya sendiri. Antipater pada gilirannya dibunuh oleh penantang takhta lainnya.

Menariknya, Tesalonika bukan satu-satunya saudara perempuan Aleksander Agung yang dibunuh. Dua saudara perempuannya yang lain, Cynane dan Cleopatra juga dibunuh.

Legenda putri duyung dan Tesalonika