Di antara negara-negara yang paling kompleks, peningkatan peringkat terbesar untuk dekade yang berakhir pada tahun 2021 terjadi pada Rumania (ke-19), Filipina (ke-33), dan Korea Selatan (ke-3).
Harga minyak sedikit meningkat pada tahun 2021 namun tetap moderat, membuat ekspor nonmigas lebih menonjol di keranjang ekspor ekonomi komoditas.
Perekonomian ini mengalami peningkatan dalam peringkat kompleksitas ekonomi, seperti Kuwait, Arab Saudi, Qatar, dan Iran. Meskipun keuntungan ini tidak mungkin dipertahankan dengan kenaikan harga minyak pada tahun 2022.
Di luar perekonomian komoditas, perekonomian berkembang yang telah mengambil langkah terbesar dalam meningkatkan kompleksitasnya termasuk Laos (ke-84), Kamboja (ke-83), dan Republik Dominika (ke-58).
Sedangkan negara-negara yang menunjukkan penurunan peringkat kompleksitas tercepat dalam satu dekade terakhir yaitu Panama (ke-86), Kuba (ke-117), Ghana (ke-121), dan Brasil (ke-70).
Negara-negara itu gagal mendiversifikasi ekspornya, menurut pemeringkatan ECI.
Nilai sebenarnya dari ukuran kompleksitas ekonomi adalah keakuratannya dalam memprediksi pertumbuhan di masa depan. Peringkat ECI telah terbukti lebih baik daripada ukuran tunggal lainnya dalam memprediksi pertumbuhan.
Dengan mengidentifikasi negara-negara yang kompleksitas ekonominya melebihi ekspektasi berdasarkan tingkat pendapatannya, para peneliti menemukan prediktor kuat negara-negara yang akan tumbuh lebih cepat pada dekade mendatang.
Atlas of Economic Complexity menampilkan visualisasi data yang mencakup lebih dari 5.000 barang dan jasa. Sehingga kita dapat memahami dinamika ekonomi dan peluang pertumbuhan untuk setiap negara di seluruh dunia.