Nationalgeographic.co.id—Bajak Laut Rocks telah diperkenalkan dalam seri manga One Piece sebagai salah satu bajak laut terkuat yang pernah ada di lautan. Bajak laut ini terdiri dari beberapa kru yang sangat kuat.
Salah satunya adalah Wang Zhi, sosok yang masih menjadi misteri. Wang Zhi sebagai salah satu tokoh One Piece, pastinya mengambil referensi dari sejarah bajak laut dunia nyata yang berasal dari daratan Cina.
Wang Zhi adalah figur utama dari kelompok Wako (bajak laut) yang terkenal pada abad ke 16 masehi. Sebegitu terkenalnya Wang Zhi ini pada tahun 2000 didirikan sebuah monumen patung dirinya di kampung halamannya. Patung tersebut memperlihatkan sosok Wang Zhi dengan jenggot panjang dan sebilah pedang yang ia pegang terhunus ke tanah.
Dilansir dari World History, beberapa kelompok bajak laut bahkan memenangkan pertempuran melawan pasukan Ming yang dikirim untuk membubarkan mereka.
Kaisar Yongle (memerintah 1403-1424 ) mengungkapkan kekesalan setiap orang ketika dia menyatakan “Kapal tidak dapat dengan mudah menjangkau mereka, tombak atau panah juga tidak dapat dengan mudah menyentuh mereka. Kami tidak dapat memindahkan mereka dengan memberikan manfaat kepada mereka, kami juga tidak bisa membuat mereka kagum dengan menekan mereka dengan kekuatan kami”.
Kaisar Yongle dari kekaisaran Tiongok terkenal akan prestasinya mengirim ekspedisi pelayaran keliling dunia sehingga budaya dan keagungan Tiongkok tersebar ke seluruh penjuru dunia. Dialah yang memindahkan ibu kota Ming dari Nanjing ke Beijing yang tetap menjadi ibu kota hingga kini
Menyadari kesulitan untuk terus-menerus berpatroli di wilayah laut yang luas dan menyingkirkan para perompak dari pangkalan mereka yang terlindungi dengan baik, Tiongkok lebih memilih kebijakan pertahanan yang kuat. Oleh karena itu, benteng dibangun di sepanjang garis pantai yang paling rentan dan semua perdagangan laut dilarang.
Pada dasarnya, setiap kapal tidak resmi sekarang dapat diidentifikasi sebagai kapal bajak laut. Pada pertengahan abad ke-16 masehi, tindakan yang lebih tegas diambil terhadap para bajak laut. Pemerintah kekaisaran Tiongkok mereformasi sistem pajak mereka dan alih-alih pembayaran dapat dilakukan dengan perak.
Dari pendapatan ini, sebuah angkatan laut pertahanan dikumpulkan untuk berpatroli di pantai dan menenggelamkan setiap bajak laut yang mereka temui. Akibatnya, para perompak mengalami kekalahan serius oleh pasukan yang dipimpin oleh dua jenderal Ming yang terkenal, Hu Tsung-hsien dan Chi Chi-kuang. Kala itu juga terjadi penangkapan pemimpin bajak laut yang paling dicari, Wang Zhi.
Pada abad ke-14 masehi, orang Korea mengumpulkan armada kapal yang dipersenjatai dengan meriam untuk menghadapi momok bajak laut. Kemenangan penting ini dikreditkan pada Choe Muson yang melawan armada bajak laut besar di muara Sungai Kum pada tahun 1380. Dalam pertempuran tersebut, Choe Muson mampu menggunakan meriam berkat usahanya yang tak kenal lelah untuk mengembangkan bubuk mesiu.
Namun, meskipun beberapa kemenangan diperoleh selama bertahun-tahun oleh angkatan laut Korea. Termasuk serangan langsung di Pulau Tsushima pada tahun 1389 dan ketika 700 tersangka perompak dieksekusi pada tahun 1419. Nyatanya para bajak laut tidak dapat sepenuhnya diberantas.
Pemerintah Korea memberlakukan hukuman keras, termasuk eksekusi, bagi mereka yang tertangkap basah berkolaborasi dengan bajak laut. Akan tetapi, mereka membutuhkan pemerintah Jepang untuk berbuat lebih banyak dan mereka mengirim banyak kedutaan ke pengadilan Jepang untuk tujuan khusus itu.