Nationalgeographic.co.id - Beberapa pekan terakhir, tokoh mitologi Yunani Sisyphus mendadak menjadi tren di situs media sosial seperti TikTok dan Twitter. Pengguna menjadikan mitologi Yunani ini sebagai lelucon dalam meme yang diunggah daring.
Jadi siapa sebenarnya Sisyphus dalam mitologi Yunani? Mengapa kisah Sisyphus begitu lucu dan dijadikan lelucon?
Menurut catatan Greek Reporter, di dalam mitologi Yunani, Sisyphus adalah seorang raja yang licik dan penuh tipu daya.
Sisyphus telah dikutuk dalam hukuman abadi dengan mendorong batu besar ke atas bukit yang curam tanpa henti, hanya untuk menggelindingkannya ke bawah setiap kali dia mendekati puncak.
Seperti banyak mitologi Yunani, kisah Sisyphus memiliki makna metaforis atau bukan arti yang sebenarnya. Oleh karena itu, tugas-tugas yang berat dan sia-sia disebut Sisyphean.
Sisyphean adalah istilah untuk menyebut tugas yang tampaknya tidak ada akhirnya, atau tugas yang sia-sia dan tidak ada hasil nyata.
Kisah Sisyphus dalam mitologi Yunani
Kisah Sisyphus berasal dari mitologi Yunani dan muncul dalam karya beberapa penulis Yunani kuno termasuk Homer dan Plutarch.
Menurut mitologi Yunani, Sisyphus adalah pendiri dan raja pertama Ephyra yang memiliki nama asli Korintus. Putra Aeolus, raja Thessaly, dan Enarete terkenal sebagai orang yang sangat licik. Dia menipu para dewa dan kematian.
Ia dikenal karena sifatnya yang licik meskipun ada beberapa versi berbeda dari kisahnya yang sering kali bertentangan.
Sisyphus, yang terkenal karena sifatnya yang licik, menipu maut dan Hades dua kali. Pada contoh pertama, dia dengan berani menangkap dan merantai Thanatos, personifikasi Kematian.
Dengan menangkap dan merantai Thanatos, maka ia mencegah siapa pun mati sampai Ares turun tangan dan membebaskan Thanatos.
Di episode kedua, Sisyphus membujuk istrinya sendiri untuk mengabaikan persembahan penguburan yang diwajibkan.
Dengan demikian dia dapat memanipulasi istri Hades yang baik hati, Persephone, untuk membebaskannya dari dunia bawah. Sehingga dia dapat menginstruksikan istrinya untuk melakukan persembahan yang sesuai keinginannya.
Dia hidup lama setelah itu, dengan Thanatos atau Kematian tidak mau mendekatinya setelah pengalaman sebelumnya dirantai.
Namun, setelah kematiannya yang ketiga, Sisyphus tidak bisa lepas dari takdirnya.
Zeus, raja para dewa, mengintervensi dan menghukum Sisyphus. Zeus memberikan hukuman yang agak aneh. Sisyphus disuruh menggelindingkan sebuah batu besar ke atas bukit yang curam.
Setiap kali Sisyphus hampir menyelesaikan tugasnya, batu itu secara ajaib menggelinding kembali dengan sendirinya. Akibatnya, ia harus memulai dari awal lagi, membuatnya tidak mungkin dibebaskan dari hukuman ini.
Pada akhirnya, hukuman itu tidak berujung. Hukuman itu hanya untuk membuatnya menggelindingkan batu dari genggamannya dan kembali berulang kali untuk selama-lamanya.
Sifat abadi dari tugas Sisyphus yang sia-sia tentu merupakan hukuman yang mengerikan. Namun belakangan ini beberapa orang telah mengambil perspektif yang menarik tentang makna mitos Sisyphus.
Dalam Homer's (kisah Yunani kuno) Odyssey, pahlawan Yunani Odysseus menggambarkan telah melihat Sisifus dan hukuman abadi sebagai berikut:
“Kemudian saya menyaksikan Sisyphus disiksa, saat dia bergulat dengan batu besar dengan kedua tangannya. Menguatkan dirinya dan mendorong dengan tangan dan kaki, dia mendorong batu besar itu ke atas."
"Tetapi setiap kali, ketika dia hendak meletakannya di atas puncak, karena terlalu berat dan tumpuannya tipis, maka sekali lagi batu itu berguling ke bawah, ia melakukan itu berulang-ulang."
Jadi sekali lagi, dia harus bergulat dengan batu itu dan mendorongnya ke atas. Sementara keringat mengucur dari anggota tubuhnya dan debu membumbung tinggi di atas kepalanya.
Lantas, mengapa mitos Sisyphus menjadi trending di Twitter dan Tiktok?
Sempat menjadi bahan meme populer pada tahun 2009 dan 2011, mitos Sisyphus dan hukuman abadi kembali muncul di platform media sosial seperti Twitter dan TikTok.
Banyak pengguna telah mengunggah meme yang membandingkan bagian kehidupan modern sehari-hari. Kehidupan saat ini yang berat, berulang, membosankan, dan tampaknya sia-sia seperti halnya hukuman Sisyphus karena mendorong batu raksasa ke atas bukit setiap hari.
Namun, mitologi Yunani tentang Sisyphus tampaknya pertama kali mulai menjadi tren setelah seorang pengguna bernama @awakenatlas. Ia mengunggah video di TikTok yang menguraikan renungan filosofisnya tentang kisah Yunani kuno.
“Ini adalah episode untuk penderitaan fisik karena membawa pencerahan,” kata @awakenatlas, “Menggulingkan batu ke atas bukit setiap hari bukanlah hukuman, itu adalah hadiahnya.”
Seperti yang ditunjukkan oleh beberapa pengguna daring, interpretasi @awkenatlas tentang mitologi Yunani tersebut mirip dengan filsuf dan penulis Prancis Albert Camus dalam karyanya, The Myth of Sisyphus.
Menurut Camus, Sisifus mewujudkan pahlawan absurd yang ideal, dan hukuman abadinya mencerminkan kondisi manusia: perjuangan yang sia-sia dan terus-menerus.
Camus menunjukkan bahwa dengan menerima ketidakberartian hidup dan merangkul absurditas tugasnya, Sisyphus dapat menemukan kebahagiaan dalam keberadaannya.