Sejarah Perang Salib: Katarisme Dianggap Sesat Karena Menolak Trinitas

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 5 Agustus 2023 | 09:00 WIB
Kisah kaum Katar adalah yang paling tragis dalam sejarah Perang Salib. Mereka menolak doktrin trinitas dan dianggap sesat. (Public Domain)

Untuk menjadi seorang Katar, seseorang cukup menyatakan keyakinannya dan menerima konsolamentum, berkat dan penyambutan iman melalui meletakkan tangannya.

Untuk menjadi salah satu perfecti, seseorang benar-benar meninggalkan keduniawian dan melewati masa penarikan diri dan pemurnian sebelum menjabat.

Pria dan wanita perfecti. Tidak ada kebaktian atau misa resmi seperti di Gereja Katolik, melainkan pertemuan informal yang tampaknya dilakukan di rumah-rumah penganut.

Di Prancis Selatan, di mana gereja tidak pernah memiliki pengaruh yang kuat, kaum Katar tinggal dan bekerja di antara komunitas yang lebih luas dan mengadakan pertemuan mereka tanpa rasa khawatir.

Di tempat lain, mereka harus lebih berhati-hati dan menyembunyikan keyakinan mereka.

Praktik ini, menurut beberapa sejarawan, melahirkan genre sastra paling populer di Abad Pertengahan: puisi cinta yang santun.

Namun demikian, Gereja Katolik Roma tidak senang dengan kaum Kataris yang dianggap orang Kristen sesat. Pada tahun 1208, Paus Innosensius II (memerintah 1198-1216) menyerukan perang sesama orang Kristen.

Perang inilah yang dalam sejarah Perang Salib dikenal dengan Perang Salib Albigensian. Bagi sejarawan, perang ini adalah penghancuran budaya Prancis selatan dan genosida kaum Katar.