Nationalgeographic.co.id—Kisah tentang bom atom di Hiroshima dan Nagasaki seakan tidak pernah ada habisnya. 78 tahun berlalu, peristiwa bom atom di Hiroshima dan Nagasaki menjadi salah satu peristiwa kelam dalam sejarah dunia.
Para penyintas membagikan kisah pilunya kepada dunia, berharap agar peristiwa keji itu tidak akan terulang kembali kelak.
Tsutomu Yamaguchi, penyintas bom atom Hiroshima
Tsutomu Yamaguchi sedang bersiap untuk meninggalkan Hiroshima ketika bom atom jatuh. Insinyur angkatan laut berusia 29 tahun itu sedang dalam perjalanan bisnis selama 3 bulan untuk perusahaan tempat ia bekerja.
6 Agustus 1945, seharusnya menjadi hari terakhirnya di kota itu. Dia dan rekan-rekannya menghabiskan musim panas bekerja sepanjang waktu membuat desain kapal tanker minyak baru.
Setelah itu, Yamaguchi menantikan saatnya untuk pulang ke rumah, kembali ke istri dan putranya.
Sekitar pukul 8.15 pagi itu, Yamaguchi sedang berjalan ke galangan kapal Mitsubishi untuk terakhir kalinya. Saat itu, dia mendengar dengung pesawat di atas kepala. Melihat ke langit, dia melihat pesawat B-29 milik Amerika melayang di atas kota. Pesawat itu menjatuhkan benda kecil yang terhubung ke parasut.
Tiba-tiba, ada letusan dan kobaran cahaya di langit. Yamaguchi menggambarkannya, “Bagai kilat suar magnesium yang sangat besar.”
Dia memiliki cukup waktu untuk masuk ke dalam selokan sebelum ledakan yang memekakkan telinga terdengar.
Gelombang kejut yang menyertainya menarik Yamaguchi dari tanah dan membuatnya meluncur ke petak kentang terdekat. Dia berada kurang dari 3,2 km dari titik nol.
“Saya tidak tahu apa yang terjadi,” katanya kemudian. “Tampaknya saya pingsan untuk sementara waktu. Ketika membuka mata, semuanya gelap, dan saya tidak bisa melihat banyak.”
Upaya korban untuk keluar dari Hiroshima