Setelah melarikan diri dari kerangka gedung Mitsubishi, Yamaguchi bergegas melewati Nagasaki yang dilanda bom untuk memeriksa istri dan putranya.
Saat sampai, ia melihat bagian rumahnya telah menjadi puing-puing. Beruntung, istri dan putranya hanya mengalami luka ringan. Istrinya keluar mencari salep luka bakar untuk suaminya dan ketika ledakan terjadi, dia dan bayinya berlindung di sebuah terowongan.
Hal itu adalah salah satu takdir yang aneh. Jika Yamaguchi tidak terluka di Hiroshima, keluarganya mungkin terbunuh di Nagasaki.
Pada hari-hari berikutnya, radiasi dosis ganda yang dialami Yamaguchi pun mulai menunjukkan efeknya. Rambutnya rontok, luka di lengannya berubah menjadi gangren. Yamaguchi mulai muntah tanpa henti.
Yamaguchi mendekam di tempat perlindungan bom bersama keluarganya pada 15 Agustus. Saat itu dalam siaran radio, Kaisar Hirohito menyatakan menyerah.
Mengenai pernyataan Kaisar Hirohito, Yamaguchi tidak memiliki perasaan apa-apa. Baik itu senang atau menyesal. Ia sakit parah dengan demam, hampir tidak makan dan minum apa-apa. Ia bahkan mengira akan segera meninggal.
Kehidupan normal setelah mengalami dua bom atom
Tidak seperti banyak korban paparan radiasi, Yamaguchi perlahan pulih dan menjalani kehidupan yang relatif normal.
Dia menjabat sebagai penerjemah untuk angkatan bersenjata Amerika Serikat selama pendudukan mereka di Jepang.
Penyintas dua bom atom itu kemudian mengajar di sekolah sebelum melanjutkan karier tekniknya di Mitsubishi.
Yamaguchi dan istrinya bahkan memiliki dua anak lagi di tahun 1950-an, keduanya perempuan. Yamaguchi mengatasi kenangan mengerikan tentang Hiroshima dan Nagasaki dengan menulis puisi.
Namun dia menghindari untuk membagikan pengalamannya di depan umum hingga tahun 2000-an.
Pada tahun 2000-an, Yamaguchi merilis sebuah memoar dan menjadi bagian dari gerakan senjata anti-atom.
Dia kemudian melakukan perjalanan ke New York pada tahun 2006 dan berbicara tentang pelucutan senjata nuklir di hadapan PBB.
“Setelah mengalami bom atom dua kali dan selamat, saya harus angkat bicara,” katanya dalam pidatonya.
Tsutomu Yamaguchi bukan satu-satunya orang yang mengalami dua ledakan atom. Rekan kerjanya Akira Iwanaga dan Kuniyoshi Sato juga berada di Nagasaki ketika bom kedua jatuh.
Secara keseluruhan, sekitar 165 orang mungkin mengalami kedua serangan tersebut. Namun Yamaguchi adalah satu-satunya orang yang secara resmi diakui oleh pemerintah Jepang sebagai “nijyuu hibakusha” atau “orang yang dibom dua kali”.
Dia mendapatkan penghargaan tersebut pada tahun 2009, hanya setahun sebelum meninggal pada usia 93 tahun.