Tahun depannya, sang samurai dikalahkan oleh Murakami Yoshikiyo. Saat itu Shingen kehilangan banyak pelayan penting. Akan tetapi, ia masih berhasil menang melawan Ogasawara Nagatoki di pertempuran Shiojiritoge.
Dua tahun kemudian, dia menginvasi wilayah Ogasawara dan menaklukkan bagian tengah Shinano. Pada tahun 1551 dia berhasil menguasai seluruh bagian timur Shinano.
Dua samurai tangguh Kekaisaran Jepang saling berhadapan, harimau melawan naga
Pada tahun 1553, dia menghadapi saingan terbesarnya Uesugi Kenshin. Uesugi Kenshin mencoba menghentikan pasukan Takeda dan mengirim pasukannya ke Kita-Shinano.
Pertempuran dengan Uesugi Kenshin itu berlangsung selama 10 tahun dan memakan banyak korban.
Harunobu bersekutu dengan keluarga Hojo dari Sagami dan keluarga Imagawa dari Suruga. Ketiganya membangun aliansi yang disebut Kousousu Sangoku Doumei.
Didukung oleh aliansi ini, Shingen menyerang Suwa dan menggulingkan Klan Ogasawara dan Klan Murakami. Ia menjadikan Shinano sebagai wilayah Klan Takeda.
Pertempuran dengan Uesugi Kenshin berlangsung selama lebih dari satu dekade tanpa hasil yang pasti.
“Namun Shingen diakui sebagai salah satu pemimpin militer terkuat di timur-tengah Kekaisaran Jepang,” tulis Kenneth Pletcher di laman Britannica.
Ahli waris yang memberontak
Pada tahun 1565, insiden Yoshinobu terjadi. Putra Shingen, Yoshinobu, dan pengikutnya mencoba memberontak melawan Shingen. Yoshinobu dicabut hak warisnya dan 2 tahun kemudian meninggal dalam kurungan.